yang tidak setara antara dua generasi. Kakek yang realistis-
fatalis berseberangan langsung dengan cucu yang diselubungi
fantasi dan infantilitas romantika kekanakan. Secara sosiologis,
retak ini tak terpikirkan untuk dicarikan jalan keluarnya. Itu
dua dunia, dua kutub persepsi yang saling bertolak belakang.
Mediasi yang disodorkan Zawawi sangat menarik untuk kita
simak. Kedua proposisi dibawa ke alam fantasi, dimana
kedua posisi yang saling berseberangan itu ditukar tambah
dalam pengandaian sebuah mimpi agar bisa saling bertenggang
rasa dan memahami. Keadaan berhasil dilunakkan. Kedua
belah pihak merasa puas dan senang.