Mohon tunggu...
Aziz Baskoro Abas
Aziz Baskoro Abas Mohon Tunggu... Freelancer - Tukang Nulis

Doyan Nulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Diary Santri VIII: Ketahuan Pacaran Dengan Santriwati

22 Februari 2021   11:33 Diperbarui: 22 Februari 2021   11:47 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hengki kembali melayangkan pendapatnya secara serius. "Kalo dipikir-pikir, pacaran di pondok tuh letak haramnya di mana, ya?"

"Menurut gua, sih, gak ada," jawabku. Aku menerka, sepertinya obrolan ini akan menghasilkan diskusi yang menarik. Aku jadi lebih antusias.

"Nah, coba bayangin. Kita ketemu santriwati cuma di jam sekolah. Duduk pun dipisah; cewek sama cewek, cowok sama cowok. Hampir gak pernah ada kesempatan buat berdua. Pegangan tangan, gak akan bisa. Apalagi ciuman, boro-boro! Terus di mana letak haramnya pacaran di pondok?" Hengki terlihat menumpahkan seluruh uneg-unegnya.

Beberapa detik, aku menyiapkan susunan argumen di kepalaku. "Begini, Ki. Pondok ini merupakan lembaga pendidikan, kan?"

"Iya, sepakat."

"Pondasi argumen gue itu dulu. Sekarang, coba kita berpikir terbalik."

"Maksudnya?"

"Seandainya, nih, di pondok, yang dasarnya adalah lembaga pendidikan, lalu membolehkan santri untuk pacaran. Lu kebayang gak, akan seperti apa gaya hidup santri?"

Hengki tertegun sejenak. "Akan lebih liar pasti. Dilarang aja masih bisa ngakalin."

"Tau insiden kemaren, kan?" Aku bertanya.

"Apa tuh?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun