"Mobil goyang."
"Oh, iya. Parah, tuh!"
"Nah, itu!"
"Yang mana, sih?" Hengki tertawa.
"Yeh! gua kira, Lu tau." Aku sedikit kesal bercampur gurau.
Aku membuka cerita, "Itu kejadiannya udah sebulan lalu. Angkatan di atas kita. Ceritanya, si santriwan ini dijenguk orang tuanya. Terus orang tuanya nginep di wisma pondok. Ternyata abis asar, pacarnya, si santriwati, nyusul ke wisma."
"Anjir! Iya, gua inget tuh. Kayanya udah janjian itu, mah. Pacarnya disuruh dateng ke wisma abis asar," ujar Hengki.
"Iya. Alibinya, si santriwati dijenguk orang tuanya yang nginep di wisma. Terus, si santriwati ke wisma, kan. Padahal, itu bukan orang tua aslinya, tapi orang tua pacarnya. Ya, calon mertua gitu kali, ya," kataku.
"Terus gimana kelanjutannya?"
Aku meneruskan cerita itu. "Ya, akhirnya mereka berdua mantap-mantap di mobil orang tuanya si santriwan. Abis itu, ketahuan satpam pondok."
"Kok bisa ketahuan ya?"