Model Christaller tentang terjadinya model area perdagangan heksagonal adalah sebagai berikut:
a.   Mula-mula terbentuk areal perdagangan suatu komoditas berbentuk lingkaran-lingkaran. Setiap lingkaran memiliki pusat dan menggambarkan threshold dari komoditas tersebut.
b.   Kemudian digambarkan lingkaran-lingkaran berupa range dari komoditas tersebut yang lingkarannya boleh tumpang tindih.
c.   Range yang tumpang tindih dibagi antara kedua pusat yang berdekatan sehingga terbentuk areal yang heksagonal yang menutupi seluruh daratan yang tidak lagi tumpang tindih.
d.   Tiap barang berdasarkan tingkat ordenya memiliki heksagonal sendiri-sendiri. Dengan menggunakan k = 3, maka barang orde I memiliki lebar heksagonal 3 kali heksagonal barang orde II, dan seterusnya. Heksagonal yang sama besarnya tidak akan tumpang tindih tetapi antara heksagonal yang tidak sama besarnya akan terjadi tumpang tindih.
2.4 Teori Biaya Minimum dan Ketergantungan Lokasi
Teori biaya minimum dan ketergantungan lokasi (Theory Least Cost and Place Interdependence) dikemukakan oleh Melvin Greenhut pada tahun 1956 dalam bukunya Plant Location in Theory and in Practice dan Microeconomics and The Space Economy. Greenhut berusaha menyatukan teori lokasi biaya minimum dengan teori ketergantungan lokasi yang mana dalam teori tersebut mencakup unsur-unsur sebagai berikut:
a.   Biaya lokasi yang meliputi biaya angkutan, tenaga dan pengelolaan
b.   Faktor lokasi yang berhubungan dengan permintaan, yaitu ketergantungan lokasi dan usaha untuk menguasai pasar.
c.   Faktor yang menurunkan biaya
d.   Faktor yang meningkatkan pendapatan.