g.   Tersedianya akses angkutan umum yang melewati kawasan ini seperti lyn JTK2, H4W, U, dan H4J.
h.   Tenaga kerja semi skilled atau female labour yang mudah didapat
i.     Menghindari pajak yang besar dibandingkan berada di dalam kota
j.     Keberadaan tenaga kerja relatif tinggal berdekatan dengan lokasi industri
k.   Masalah lingkungan relatif lebih mudah diatasi karena populasi penduduk yang lebih sedikit
3.3 Implikasi Teori Lokasi Industri Terhadap Penentuan Lokasi Industri Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER)
Berdasarkan penjabaran dalam bab sebelumnya dijelaskan mengenai 2 teori, yaitu teori yang menjabarkan mengenai konsep dasar teori lokasi industri serta teori yang menjelaskan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi peletakan lokasi industri yang akan dikaitkan dengan kondisi eksisting lokasi industri di kawasan SIER.
Teori yang sesuai untuk dijadikan landasan bagi peletakan kawasan industri di SIER adalah teori lokasi industri yang dikemukakan oleh Weber. Hal ini dapat dilihat dari penjabaran mengenai teori lokasi industri yang dikemukakan oleh Weber (1929) bahwa:
"Lokasi setiap industri tergantung pada total biaya transportasi dan tenaga kerja, dimana penjumlahan keduanya harus minimum. Tempat dimana total biaya transportasi dan tenaga kerja yang minimum adalah identik dengan tingkat keuntungan yang maksimum."
Dalam studi kasus kawasan industri SIER, terlihat bahwa faktor utama yang menjadi pendorong dikembangkannya kawasan industri di daerah ini adalah aksesibilitas kawasan SIER yang tinggi untuk pasar dikarenakan terealisasinya jalan tol lingkar timur. Adanya jalan tol lingkar timur ini dapat membantu dalam pengangkutan bahan baku, sehingga dapat meminimumkan biaya pengangkutan. Selain itu, tersedianya permukiman buruh yang letaknya dekat dengan lokasi industri dapat meminimalisasi biaya tenaga kerja. Berdasarkan penjelasan tersebut keberadaan kawasan industri SIER peletakkannya mengacu pada  teori lokasi industri yang dikemukakan oleh Weber, dimana teori ini berprinsip pada penggunaan biaya minimum.
Pada teori selanjutnya, yakni mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi peletakan lokasi industri, teori-teori yang dikemukakan oleh beberapa pakar menjadi landasan dalam penentuan kebijakan peletakan suatu kawasan industri yang baik. Faktor peletakan kawasan industri di kompleks SIER sendiri memperlihatkan kecenderungannya pada suatu teori. Penjabaran mengenai implikasi teori mengenai faktor yang mempengaruhi peletakan lokasi industri yang dikaitkan dengan kondisi eksisting lokasi industri di kawasan SIER dapat dilihat pada tabel berikut.
Pakar