√
√
Sumber: Hasil Analisa, 2012
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi peletakan lokasi industri di kawasan SIER lebih cenderung pada teori yang dikemukakan oleh Melvin Greenhut. Keseluruhan faktor-faktor yang mempengaruhi peletakan lokasi industri di kawasan SIER baik dari pasar, bahan baku, upah tenaga kerja, transportasi, infrastruktur serta aglomerasi masuk ke dalam teori yang dikemukaan oleh Greenhut. Prinsip teori Greenhut adalah menyatukan teori lokasi biaya minimum dan teori ketergantungan lokasi. Teori lokasi ini mengedepankan banyaknya permintaan sehingga dapat menekan biaya angkutan.
Seperti yang dijelaskan pada sebelumnya, bahwa aksesibilitas kawasan SIER yang tinggi menjadi acuan dalam penentuan lokasi industri di kawasan ini karena terdapat pembangunan jalan tol lingkar timur yang melewati wilayah ini, sehingga meminimumkan biaya pengangkutan bahan baku. Dalam memenuhi kegiatan perindustrian di SIER, tenaga kerja mudah didapat dikarenakan mayoritas dari mereka tinggal berdekatan dengan lokasi industri (adanya permukiman buruh di sekitar SIER). Selain itu, infrastruktur yang ada di kawasan industri SIER telas tersedia dengan lengkap mengingat kawasan ini berdasarkan RTRW Kota Surabaya 2013 memang diperuntukkan sebagai kawasan industri yang pada nantinya pengembangan kawasan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap aspek spasial (penggunaan lahan untuk penunjang kegiatan industri: seperti fasilitas pelabuhan baru peti kemas untuk bongkar muat) dan non spasial (sosial, ekonomi: keberadaan pengangguran teratasi dan muncul sektor informal yaitu PKL sebanyak 338 di Rungkut Kidul Industri sebagai kestabilan perputaran uang yang cukup berarti di kalangan masyarakat kelas bawah. (Hasil Penelitian Tentang Profil PKL di Kota Surabaya Balitbang, 2001).
Pasar yang dimaksud dalam tabel di atas adalah adanya permintaan akan jenis barang yang diproduksi baik dari segi kuantitas dan kualitas. Kawasan industri SIER sendiri merupakan kawasan sebagai pusat kegiatan ekonomi wilayah Jawa Timur, Bali, dan Kalimantan Timur. (RTRW Surabaya 2013: III-1), sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa permintaan akan barang-barang industri dari kawasan SIER ini cukup tinggi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dalam penulisan makalah ini diantaranya adalah:
a.   Teori penentuan lokasi industri diantaranya adalah teori lokasi yang dikemukakan oleh Alfred Weber (Teori Lokasi Industri), August Losch (Teori Keseimbangan Spasial), Walter Christaller (Teori Tempat Pusat),  Melvin Greenhut (Teori Biaya Minimum dan Ketergantungan Lokasi), Walter Isard, dan Smith (Kurva Biaya Ruang).
b.   Kompleks industri SIER merupakan perseroan atau badan usaha milik negara (BUMN) yang didirikan pada tanggal 28 Februari 1974. Kawasan ini merupakan salah satu dari 7 kawasan industri yang dikembangkan oleh pemerintah yang mampu menyelesaikan pembebasan tanahnya.