* Proses Utama: Anak mulai dapat memikirkan objek dan peristiwa secara lebih terstruktur dan logis. Mereka juga mulai dapat memecahkan masalah konkret dan menyelesaikan tugas-tugas yang melibatkan logika atau kategori, seperti pengelompokan objek atau memahami hubungan sebab-akibat.
Tahap Operasional Formal
Tahap operasi formal ada pada rentang usia 11 tahun-keatas. Pada fase ini dikenal juga dengan masa remaja. Remaja berpikir dengan cara lebih abstrak, logis, dan lebih idealistic. Pada tahap ini individu sudah mulai memikirkan pengalaman konkret, dan memikirkannya secara lebih abstrak, idealis dan logis. Kualitas abstrak dari pemikiran operasional formal tampak jelas dalam pemecahan problem verbal. Pemikir operasional konkret perlu melihat elemen konkret A, B, dan C untuk menarik kesimpulan logis bahwa jika A = B dan B = C, maka A = C. Sebaliknya pemikir operasional formal dapat memecahkan persoalan itu walau problem ini hanya disajikan secara verbal. Selain memiliki kemampuan abstraksi, pemikir operasional formal juga memiliki kemampuan untuk melakukan idealisasi dan membayangkan kemungkinankemungkinan. Pada tahap ini, anak mulai melakukan pemikiran spekulasi tentang kualitas ideal yang mereka inginkan dalam diri mereka dan diri orang lain. Konsep operasional formal juga menyatakan bahwa anak dapat mengembangkan hipotesis deduktif tentang cara untuk memecahkan problem dan mencapai kesimpulan secara sistematis.
*Â Karakteristik Utama: Pada tahap ini, anak berkembang kemampuan untuk berpikir abstrak, hipotetik, dan deduktif. Mereka dapat memahami konsep-konsep yang lebih kompleks dan berpikir secara lebih teoritis tentang kemungkinan masa depan.
*Â Proses Utama: Anak mulai mampu berpikir secara abstrak dan mengembangkan kemampuan untuk berpikir secara hipotetik, yakni mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan yang belum terjadi. Mereka bisa berpikir mengenai ide atau konsep yang tidak langsung ada di dunia nyata, seperti matematika abstrak atau teori ilmiah.
*Â Pemikiran Abstrak: Anak mampu berpikir mengenai ide yang tidak langsung ada di dunia nyata, misalnya, berpikir tentang keadilan atau kebebasan.
*Â Pemikiran Hipotetik-Deduktif: Anak dapat membuat prediksi tentang hasil dari suatu kejadian atau peristiwa yang belum terjadi dan dapat menarik kesimpulan dari premis yang lebih umum.
*Â Kemampuan untuk Berpikir Logis: Anak dapat melakukan pemikiran logis yang lebih kompleks, seperti memecahkan masalah yang melibatkan lebih dari satu langkah atau variabel.
Apa Implikasi Piaget dalam Pendidikan?
Pendekatan Pembelajaran yang Sesuai dengan Tahapan Perkembangan: Piaget berpendapat bahwa kurikulum dan metode pengajaran harus disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif anak. Misalnya, pada tahap sensorimotor, anak lebih baik belajar melalui kegiatan yang melibatkan indera dan gerakan. Sedangkan pada tahap operasional formal, pembelajaran dapat lebih fokus pada masalah abstrak dan konseptual.
Peran Guru: Guru harus memfasilitasi perkembangan kognitif anak dengan memberikan tugas dan pengalaman yang menantang sesuai dengan tahap perkembangan mereka. Selain itu, guru juga harus mendorong anak untuk berinteraksi dengan lingkungan dan berpikir kritis.