Willy menggumam. "Sebentar lagi Nopember!"
"Aku tidak suka Nopember!"
"Kenapa?"
Sabda tercenung. "Aku selalu suka November, tetapi aku tidak suka Nopember. Kamu pasti bingung." Ia melirik dan mencibir melihat Willy melongo. "Tenang saja. Tidak usah menganga. Ini alasanku. Aku suka bulan November karena aku lahir pada bulan itu. Singkat kata, pada bulan itulah kurenungkan hari kelahiranku. Tolong jangan kalian sebut hari ulang tahun."
"Hubungannya dengan Nopember?"
"Tidak ada hubungan apa-apa."
"Maksudku," sergah Willy seraya menggeretakkan gigi, "mengapa kamu tidak suka bulan Nopember?"
"Karena Nopember bentuk takbaku dari November."
"Oh!"
"Lidah kita terbiasa melafalkan 'v' dengan 'f' atau 'p'. Tak ayal, aktivis berubah menjadi aktifis atau aktipis. Konveksi disangka konpeksi atau konfeksi. Ndilalah, November juga dieja Nopember. Kekeliruan pelafalan terbawa-bawa ke dalam tulisan."
"Jadi tidak ada Nopember?"