Sabda mengangguk. "Betul."
Willy manggut-manggut. Mulutnya mencelangap. "Kopi-kopi ini dirawat secara tradisional?"
"Semula begitu." Sabda menarik napas, mengembuskannya pelan-pelan, dan tersenyum. "Sejak mengikuti banyak pelatihan, termasuk Pelatihan Mengenal Kopi di Kanada, petani-petani kopi di sini sudah tahu cara merawat kopi yang sesuai teknologi."
Sam tercengung. "Belajar hingga Kanada?"
Sabda mengangguk. "Ya, Kelompok Tani Aroma sudah melanglang buana."
"Jenis kopi apa yang mereka tanama?" tanya Willy.
"Arabika," ujar Sabda.
Sam dan Willy serentak berseru, "Wah, favoritku."
"Kalian pernah dengar pepatah 'kerbau punya susu, sapi punya nama'?"
Sam dan Willy serempak menyahut, "Ya."
Mata Sabda meripit karena cahaya matahari menyemburat di balik dedaunan. "Kopi-kopi di sini dinamai Kopi Rumbia, berarti asalnya dari Jeneponto. Di Bulukumba ada Kopi Kahaya, sementara di Enrekang ada Kopi Kalosi. Mereka punya kopi, tetapi orang-orang di luar lebih sering menyebutnya Kopi Toraja."