"Bete!"
"Kenapa?"
"Twitter penuh bahasa benci."
"Tergantung siapa yang kamu ikuti."
"Kampanye membuat Twitter kehilangan bahasa cinta."
Sabda terkekeh-kekeh. "Dulu kamu rajin mentwit apa saja."
"Dulu, sekarang agak jarang."
"Kalau ada temanmu yang gencar mengumbar kebencian, tinggalkan saja. Setelah Pilpres baru kamu ikuti lagi. Jangan susah-susah."
"Aku sudah melakukannya." Willy masam-mesem. "Cuma masih agak malas. Paling sesekali menengok linikala. Nanti saja setelah pilpres. Banyak hoaks pula."Â
"Nikmati saja!"
"Sabda, aku mau menanyakan sesuatu."