"Tidak."
"Bosmu kabur dari rumah?"
"Tidak."
"Kalau begitu kamu keliru." Tami terkikik-kikik. "Harusnya 'menemui', bukan 'menemukan'. Maknanya beda."
Remba mengacungkan jempol. "Betul!"
Icha mencelangap. Ia menatap Tami, lalu menoleh ke arah Remba yang cekikikan, lalu kembali memandangi Tami yang cekakakan.
Tetapi Tami tidak peduli. "Menemukan dan menemui memang berasal dari kata dasar temu, tapi maknanya tidak serupa." Icha masih bengong. Mulutnya ternganga. "Mula-mula temu, lalu temukan, kemudian menemukan. Mula-mula temu, lalu temui, lalu menemui. Begitu silsilahnya. Arti keduanya berbeda. Giliranmu, Remba!"
Remba mengangguk. "Kata menemukan berarti 'mendapatkan'. Bisa juga 'mengalami' atau 'menderita'. Makna lainnya adalah 'menemukan sesuatu yang belum pernah ada' atau 'menemukan sesuatu yang memang sudah ada sebelumnya'. Contohnya begini. Aku menemukan dompetku tercecer di jalan. Atau, Marconi adalah orang pertama yang menemukan pesawat radio."
Icha masih terpangah, Tami sudah menambahkan. "Menemui berarti 'menjumpai' atau 'mengunjungi'. Kemarin kamu sengaja menemui bosmu, kan?"
Icha mencebik. "Menemui. Ya, ya." Rahangnya tampak berkedut-kedut. Nada suaranya seperti menahan rasa kesal. "Aku sengaja menemui bosku, bukan sengaja menemukan bosku."
Tami tersenyum-senyum. "Begitu, dong!"