Derai tawa Tami terdengar nyaring. "Melempari mangga berarti mangga, yang jadi objek, tidak bergerak. Melemparkan mangga berarti mangga menjadi objek yang bergerak."
Icha mengangguk-angguk. "Berarti aku harus memperhatikan kalimatnya. Kalau predikatnya berupa kata kerja berakhiran -i, berarti objek kalimatnya tidak bergerak. Jika predikatnya berupa kata kerja yang berakhiran -kan, objek kalimatnya bergerak." Icha semringah melihat Remba dan Tami mengangguk-angguk. "Objek kalimat pada 'Leo melempari mangga dengan batu' berbeda dengan 'Leo melemparkan mangga ke tanah'."
Tami menepuk lengan Icha. "Sederhana, bukan?"
Icha mengangguk.
"Ada enam hal yang harus kamu perhatikan dalam pengimbuhan me-kan, Icha," ucap Remba dengan nada lambat. "Pertama, jika dilekatkan pada kata sifat maka bermakna membuat jadi yang disebut kata dasar. Misalnya mengalahkan berarti membuat jadi kalah, Atau mengecilkan berarti membuat jadi kecil."
"Kedua?"
"Jika diletakkan pada kata kerja yang menyatakan keadaan akan diperoleh makna menyebabkan jadi seperti yang disebut kata dasar. Misalnya menenggelamkan berarti menyebabkan jadi tenggelam atau merontokkan berarti menyebabkan jadi rontok."
Tami segera menyela. "Ketiga, jika diimbuhkan pada kata kerja keadaan yang berbentuk kata turunan akan  diperoleh makna membuat jadi. Contohnya memberlakukan yang berarti membuat jadi berlaku. Atau, memberhentikan yang bermakna membuat jadi berhenti."
"Ini yang keempat," imbuh Remba. "Jika dibubuhkan pada kata kerja keadaan atau kata sifat yang berbentuk gabungan kata akan bermakna menyebabkan jadi. Contohnya  meluluhlantakkan berarti menyebabkan jadi luluh lantak. Adapun memetieskan berarti menyebabkan penyidikan dipetieskan."
Rasa penasaran Icha bertamba-tambah melihat Remba berhenti bicara. "Kelima?"
Tami gegeleng-geleng kepala. "Jika ditambahkan pada kata kerja yang sudah transitif, diperoleh makna melakukan untuk orang lain. Contohnya membelikan berarti membeli untuk atau membukakan yang bermakna membuka untuk."