Humaira memalingkan wajah dan menyeka air matanya. Gadis itu menutup mulutnya dengan telapak tangannya, tidak ingin isak pilu terdengar kentara.
Sebenarnya kamulah pria yang namanya selalu kusebut dalam doa, Mas.Â
Bersambung ....Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!