Humaira memalingkan wajah dan menyeka air matanya. Gadis itu menutup mulutnya dengan telapak tangannya, tidak ingin isak pilu terdengar kentara.
Sebenarnya kamulah pria yang namanya selalu kusebut dalam doa, Mas.Â
Bersambung ....Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!