Bagi Sam, tiap detik, menit dan jam, pertemuannya dengan Dewi kekasihnya bagai tantangan yang sangat besar. Bahkan mendebarkan melebihi saat ia mempertahankan tesis ketika ia akan menyelesaikan pendidikannya.
Dua tahun ia mengenal Dewi. Sam baru tahu bagaimana beratnya menghadapi tantangan seorang wanita dengan prinsip. Sampai saat ini, Sam belum berhasil menaklukan siapa Dewi.
Banyak wanita dalam kehidupan Sam. Mereka datang dan pergi tanpa mengeluh. Bagi Sam, hidup ini enjoy, mau silahkan, tidak mau biarkan dia pergi.
Pernah sekali Sam mengenalkan seorang wanita kepada orangtuanya. Namun, belum lagi setengah tahun hubungan mereka selesai. Penyebabnya, karena si wanita melakukan hubungan seks dengan teman lamanya.
Hati Sam sakit. Ia merasa seperti sengaja dibohongi.
Trauma ini akhirnya menjadikan Sam seorang pria yang apatis. Penyampaian rasa cinta seorang wanita, tak pernah ia cerna dengan serius. Sampai suatu ketika aroma kopi menghantarkannya ke alam mimpi-mimpi tentang seorang wanita.
-
''Hari besar kita mesti spektakuler!'' bisik Sam di telinga Dewi tak sabar.
Dewi merasakan hembus nafas panas Sam menerpa pipinya. Sementara kedua lengan Sam yang berotot kukuh memeluk pinggang Dewi. Dan, ia merasa wajah Sam mengendus nakal disela-sela rambut kepalanya.
Dewi ingin sekali memiringkan kepalanya, mengelak. Namun, ia khawatir Sam akan terkejut.
Teringat kembali pertemuannya dengan Sam, di Starbucks. Ya, tempat ini mula pertama mata mereka beradu pandang.