-
A berjongkok, berlindung diri di bawah rindang pohon yang besar, pas persis dekat pagar rumah.
Enam mata menikmati pemandangan ini, selayak film yang diputar pada layar tancap di alam terbuka.
Di sana, dalam ruang yang terang bermandi cahaya, terlihat pentas adegan. Empat orang duduk mengitari meja makan yang megah dan besar. Sesekali dua orang muncul melayani mereka.
Adegan  demikian hangat, harmonis dan penuh kasih. Persis nasihat Mbo Mirah.
Terlihat pria mengusap kepala anak lelaki di sebelahnya. Sementara wanita menyuapkan sesuatu ke mulut anak bayi yang duduk pada pangkuannya.
Sayup terdengar musik mengiringi acara makan malam keluarga ini. Piring dan gelas ikut memeriahkan memantulkan cahaya lampu.
Gorden jendela ruang makan terlihat belum lagi ditutup. A menikmati pemandangan ini dari balik persembunyian mereka.
A merasakan gelak tawa mereka yang penuh kehangatan dan kebahagiaan.
Sesekali Ari tersenyum. Sementara Arwan menyaksikannya dengan kedua tangan memegang kedua pipinya. Anto menikmati seraya matanya berkaca-kaca tanpa ia tau apa sebabnya.
Saat itu, A tak memerlukan sisa makanan mereka. A hanya ingin menikmati kehangatan antar mereka di sana.