II. Â EVALUASI DIRIÂ
Idealnya mahasiswa, sejak dini berusaha menyadari diri, tau diri – mengenal diri – adalah memahami diri; yaitu memahami segenap potensi kemampuan, kekuatan atau kapasitas dan serta dengan memahami kelemahan diri yang dimilikinya.Â
Tujuannya ialah, sebagai bahan (data base) untuk analisis kapasitas kekuatan dan kerentanan (kelemahan) sebagai data base dalam usaha mengakses segenap potensi kapasitas (input) dan meminimalisasi potensi kerentanan dan hambatan; yaitu:
Kapasitas apa saja yang dimiliki yang harus ditingkatkan atau diberdayakan?
 Unsur-unsur kerentanan apa saja yang harus dikurangi atau ditinggalkan?Â
 Dengan strategi (langkah/cara/metode/teknik) apa dan bagai-mana kapasitas diri ditingkatkan?
 Dengan strategi apa dan bagaimana unsur-unsur kerentanan diri diminimalkan, ditiadakan atau ditinggalkan?
Pemberdayaan diri mahasiswa dapat diartikan sebagai proses di mana mahasiswa sendiri secara pribadi berusaha mengubah keadaan dari situasi kerentanan tinggi/kapasitas rendah ke arah keadaan di mana kerentanan dikurangi dan kapasitas ditingkatkan. Pemberdayaan diri sendiri itu berwujud rumusan program-program kerja dengan perlakuan-perlakuan yang realistis disengaja. Hal ini dapat terealisir dengan dukungan semangat dan motivasi diri yang tinggi dan lestari.
1. EVALUASI KERENTANAN
Syarat evaluasi yang benar adalah obyektif, sistematis dan cermat. Kerentanan mahasiswa dapat dipahami dari tiga kategori, yaitu: Fisik/Material, Sosial/Kelem-bagaan dan Sikap/Motivasi. Catatan: Ancaman + Kerentanan = Bencana.
a. Kerentanan Fisik / Material