7. Sungai
Airnya selalu mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Air sungai terkadang mengalir tenang, atau cepat, dan sekali-sekali harus terjun, menikung dan menabrak batu-batu besar. Air sungai mengalir terus siang malam menuju samudera bebas. Komitmennya hanya satu, menuju laut bebas. Jadilah air sungai yang merendah, mengalir tiada henti, menuju tujuan yang pasti yaitu samudera kebebasan yang dinamis.
8. Laut
Simbol kedinamisan. Simbol watak teguh yang fleksibel menghadapi perubahan cuaca. Di saat tertentu laut itu tenang, di banyak waktu laut berombak kecil sampai sedang, sekali-sekali bergelombang besar.
Gelombang besar dapat menenggelamkan kapal, tsunami menghancurkan kota dan desa-desa pantai. Gelombang laut tak akan berhenti memukul batuan cadas membangun kecuraman tebing, atau mengangkut pasir membangun pantai berpasir (beach), indah.
”Siapa yang pandai meniti ombak, dialah yang selamat sampai ke pantai”. “Pelaut-pelaut ulung tidak lahir di danau yang tenang; pelaut ulung selalu lahir di laut yang penuh gelombang”. Jadilah pelaut ulung, yang mampu merubah tantangan menjadi peluang.
“Elang Laut Geografi”
Elang Laut adalah amsal, yang adalah mahasiswa-mahasiswa geografi – sesuai obyek studinya – bentang alam dan bentang budaya – yang ibarat elang laut dengan kekuatan sayap dan paruh serta kaki bercakar kokoh, mampu terbang tinggi melayang atau merendah, menukik, menyerbu dan menangkap mangsa.
Tidak cengeng tidak pula gegabah. Matanya jeli, pendengaran dan penciumannya tajam. Tanggap dan waspada, artinya selalu siap-siaga menghadapi tantangan untuk memanfaatkan setiap peluang dan perubahan.
Ia adalah “burung-burung elang” yang kelaparan data, kelaparan informasi ilmu pengetahuan dan keterampilan teknologi. Ia adalah amsal manusia yang di periode usia kemahasiswaannya dimanfaatkan membangun dirinya, membentuk sikap kokoh berwatak cerdas, yang mencari untuk menemukan identitas diri, untuk berharga dan dihargai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasainya.
Seorang perempuan pengungsi peperangan berkata, “Kalian telah membunuh suamiku, membunuh putra-putraku, mengambil hartaku, dan mengambil negaraku; tetapi kalian tak akan pernah bisa mengambil apa yang telah saya pelajari”.