Mohon tunggu...
Zuni Sukandar
Zuni Sukandar Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru SLB

Lahir di Magelang, 20 Mei 1971, SD-SMP di kota yang sama, S-1 di Jogjakarta, saat ini mengajar di SLB Maarif Muntilan sebagai guru tunanetra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bulu Ayam

29 Oktober 2020   15:14 Diperbarui: 29 Oktober 2020   15:21 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Meski mulutnya penuh dengan nasi, Den Darmo tetap memanggil Inem.

"Nem ... Inem, sini!" kata Den Darmo sambil tangannya melambaikan pada Inem.

Kali ini Den Darmo tampak agak marah bila dilihat dari nada bicaranya.

Inem segera menghentikan pekerjaannya, meski dengan bersungut-sungut.

Huh, apalagi ini. Wah gawat, mesti mendapat semprotan meneh. Siap-siap kena bom iki!

"Sini, Nem. Kamu ki gimana to. Aku kan minta ayam goreng madu tabur wijen, kok ini ayamnya masih ada bulu-bulunya, apa nggak kok cabuti, hah!" kata Den Darmo sambil menunjukkan bulu ayam yang menempel di ayam tersebut.

Dengan sedikit senyum, Inem pun menjawab kemarahan majikannya.

"Oh, itu to Den. Wah saya kurang tahu ya Den jika masih ada bulunya sedikit. Tadi kan uang yang diberikan hanya selembar, sedang kebutuhan belanjanya cukup banyak harus dibeli semua. Mungkin karena tadi uangnya kurang jadi sama penjual daging ayam dibonus bulunya. Jika uangnya cukup ya bersih dagingnya, Den,"kata Inem tanpa rasa bersalah.

"Hah, asem tenan kowe ki, Nem. Masa aku kon mangan wulu pitik. Padakke apa wae. Sesuk tulung diomongke bakule ayam ya aja macem-macem karo aku. Karo alasanmu kuwi ya ora tinemu nalar."

"Ya ... daripada bulu saya yang ada di situ, mending bulu ayam to, Den," kata Inem polos.

"Kowe omong apa? Ya wes gajimu tak potong sesasi mengko!"

"Waduh, ampun Den Putri."

Inem pun tersenyum dalam hati.

Magelang, 29 Oktober 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun