Mohon tunggu...
Zuni Sukandar
Zuni Sukandar Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru SLB

Lahir di Magelang, 20 Mei 1971, SD-SMP di kota yang sama, S-1 di Jogjakarta, saat ini mengajar di SLB Maarif Muntilan sebagai guru tunanetra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bulu Ayam

29 Oktober 2020   15:14 Diperbarui: 29 Oktober 2020   15:21 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti biasa, dengan sedikit membungkukkan badan, Inem melaporkan hasil kerjanya.

"Den Putri, sarapan sudah siap di meja makan, silakan dinikmati."

"Wah, cepet men, Nem. Ya, matur nuwun, aku tak sarapan dhisik, ya, Nem," kata Den Darmo sambil berjalan menuju meja makan.

Wajahnya terlihat sangat cerah, karena menu kesukaannya sudah terhidang di meja makan.

Inem memperhatikan majikannya yang langsung mengambil piring yang tersedia, seketika itu dia langsung protes.

"Den Putri, kok nggak wijik dulu, to?"

Majikannya tertawa lepas mendengar protes Inem yang tiba-tiba.

"Walah ya, lali, Nem, karang selak ngelih j. Ya tak wijik dhisik."

Inem langsung menuju dapur, membersihkan alat masak dan mencuci pakaian.

Den Darmo kini mulai mengambil nasi, dan ayam pesanannya. Dia mengambil sepotong ayam tersebut, tanpa menggunakan sendok dan garpu, seperti kebiasaannya. Katanya lebih enak bila makan dengan tangan.

Beberapa saat kemudian, Den Darmo berteriak-teriak lagi memanggil Inem pembantu rumah tangga andalannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun