Setelah pekerjaan menyapu dan mengepel selesai, Inem seperti biasa mendapat tugas dari majikannya.
Den Darmo Putri berteriak-teriak memanggil Inem yang sedang membereskan dapur serta mengecek persediaan bumbu. Dengan sedikit kesal karena panggilannya tidak segera mendapat sahutan, suara Den Darmo pun diperkeras.
"Nem ... Inem, sini! Ada tugas pagi ini, berbelanja ke pasar," perintah Den Darmo dengan wajah sedikit garang.
Inem yang merasa dipanggil segera mendekat dan membungkukkan badan.
"Ya, Den Putri, ada tugas apa pagi ini?"
Wajah Inem sedikit disembunyikan karena takut kena marah majikannya.
"Dipanggil berkali-kali kok tidak menyahut, kamu sedang apa? Pita suaraku hampir pedhot, Nem."
"Maaf, Den Putri, e ... saya baru membersihkan dapur sekaligus mengecek persediaan bumbu."
"Wes, kana lek mangkata neng pasar, iki cathetane blanja, aja suwe-suwe, rasah mampir-mampir, rasah kokean ngobrol nek ketemu kancane, apa perlune lek bali," kata Den Darmo Putri panjang lebar sambil menyodorkan catatan kecil daftar belanja dan selembar uang kertas warna biru.
Inem menerima catatan dan uang tersebut dengan sedikit bengong.
Apa cukup dhuwit semene kok blanjane akehe pol. Apa dagangane wekne mbahne, batin Inem penuh tanda tanya.