Keempat, para penganut falsafi ini selalu menyamarkan ungkapan-ungkapan dengan hakikat realitas dengan berbagai symbol atau terminologi
Dalam beberapa segi, para sufi falsafi ini melebihi para sufi sunni hal itu disebabkan oleh beberapa hal, pertama mereka adalah penyusun teori yang baik tentang wujud sebagaimana terlihat di dalam karya-karya mereka. Dalam hal yang satu ini mereka tidak menggunakan ungkapan-ungkapan syatahiyyat kedua kelihaian mereka menggunkan symbol-simbol sehingga ajaranya tidak begitu saja dapat dipahami orang lain, ketiga, kesiapan mereka yang bersungguh-sungguh terhadap diri sendiri atau ilmunya[4]
Â
Para tokoh tasawuf falsafi  dan ajaranya
Para tokoh falsafi cukup banyak yang berpengaruh di masyarakat
- Ibnu arabi
Nama lengkapnya adalah muhamad ali bin ali bin ahmad bin Abdullah ath-tha’I al-haitami al-andalusia ia dikenal dengan nama muhyidin ibnu arabi di samping itu dia biasa juga disebut dengan alqutb, al-gaus,al-syaikh al-akbar atau al-kibrit al-ahmar dia lahir pada tanggal 17 ramadhan 560 H/28 juli 1163 M di mercia dan meninggal pada tanggal 28 rabiul akhir 638 H/16 november 1240 M. ibn arabi  berasal dari keluarga yang berpangkat,hartawan,dan ilmuwan di
mercia, Andalusia tenggara.
Dan orangtuanya sendiri adalah orang sufi yang memiliki kebiasaan berkelana. Ketika berumur 8 tahun keluarganya pindah ke lisabon dimana tempat ia belajar agama dan alqur’an dari seorang ulama yang terkenal bernama syaikh abu bakar. Setelah menyelesaikan belajar al-qur,an kemudian ia pindah lagi ke sevilla yang dimana itu merupakan tempat dimana pusat para sufi di spanyol pada masa itu. Disana ia belajar alqur’an,hadist,fiqh,dari seorang ulama Andalusia yang terkenal yaitu ibnu hazm azh-zhairi ia menetap selama 30 tahun untuk memperluas pengetahuan di bidang hokum islam dan hukum kalam serta mulai belajar tasawuf ia juga sering berkunjung ke cordova untuk menimba ilmu dengan ibn rusyd.
Dari sana kunjungan nya ini ia lanjutkan ke wilayah maroko dan Tunisia.  Ketika ia berusia 30 tahun ia mulai berkelana keberbagai wilayah Andalusia dan kawasan islam bagian barat lainya. Diantara guru-gurunya tercatat nama-nama seperti ibnu madyin Al-ghaust Al-talimsari dan yamin musyaniyah, keduanya banyak yang mempengaruhi ajaran ibnu arabi.
Pada tahun 598 hijriah (1201 M) ibnu arabi meninggalkan spanyol karena situasi politik yang tidak memungkinkan dan menguntungkan baginya serta tasawuf yang dianutnya tidak disukai dikawasan itu. Lalu ia pergi haji melalui jalur timur dan mesir merupakan negri pertama yang disinggahinya namun aliran tasawufnya tidak diterima di daerah tersebut kemudian ia melanjutkan perjalanan melalui jarusalem dan menetap di mekkah untuk beberapa saat. Ternyata dikawasan itu ia diterima dengan baik oleh penguasa dan masyarakatnya. Namun ia  tidak menetap di kota suci tersebut karena tempat penegembaran terakhirnya berakhir di kota damaskus sampai ia meningga pada tahun 638 H(1240 M) dan dimakamkan di kaki gunung qasiyun. Ia memiliki dua orang anak, anak yang pertama bernama sa’dudin dan yang kedua bernama imadudin dan saat mereka meninggal di makamkan berdekatan dengan ibn arabi.Â
Ibnu arabi merupakan penulis yang produktif menurut browne ada 500 judul karya tulis dan 90 judul diantaranya asli tulisan tanganya sendiri yang disimpan di perpustakaan mesir. Lalu berdasarkan sumber lain di dalam concise encyclopedia of Arabic civilization disebutkan bahwa karya-karya ibn arabi mencapai 300 buah dan hanya 150 buah yang dapat dijumpai saat ini dari semua karya itu hanya sebagian kecil yang dapat ditemui saat ini[5].