Mohon tunggu...
Zulfan Fauzi
Zulfan Fauzi Mohon Tunggu... Novelis - Prosais, penulis

Penulis asal Gambut, daerah yang terjebak di antara Banjarmasin dan Banjarbaru

Selanjutnya

Tutup

Kkn Pilihan

Si Penjemput

11 Juni 2024   09:55 Diperbarui: 11 Juni 2024   09:59 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Masuklah terlebih dahulu, aku ingin mencuci kaki yang kotor karena terkena lumpur tadi," ucap Kartika sembari melepaskan genggaman tangannya dengan tak rela. 

"Oh, oke," jawabmu. Kau merasa ada yang aneh dengan Kartika.

Ketika kau memasuki ruang depan basecamp KKN kalian, terlihat kawan-kawan KKN kalian sedang berkumpul di sana. Mereka berdiri memandangi sesuatu yang membujur dan berselimut kain. 

Kau terpaku. Kau tak tahu harus bagaimana? Kau sangat mengenal sosok yang terbaring tak bernyawa di hadapanmu itu. Kau pandangi wajah semua temanmu itu satu-satu, meminta kepastian. Namun, semuanya membisu. Kau mendekat, jauh lebih dekat lagi, berharap ini hanya prank semata.

Kau terpaku. Kau tak tahu harus bagaimana? Sosok yang terbaring tak bernyawa dengan luka di dada itu adalah dirimu sendiri. Tak percaya, kau tak ingin percaya, bergegas kau segera keluar rumah hendak mencari Kartika.

Dan ia ada di sana, sesungukan dalam pelukan kawan KKN kalian yang perempuan. 

"Nggak apa-apa, Tik. Relakan saja, biarkan Bayu pergi dengan tenang," ucap perempuan itu mencoba menenangkan Kartika.

Lalu sebuah kilatan cahaya jatuh di halaman basecamp kalian, sosok hitam bermata merah saga berbayang kabut ada di sana. Ia memandangimu lekat-lekat, "sudah saatnya," ucap sosok itu.

Kau terpaku.

"Aku si penjemput, dan ini sudah saatnya kau ikut," sambung sosok bermata merah saga itu.

Kau terpaku. Kau tak tahu harus bagaimana. Sosok itu membuka mulutnya lebar-lebar, dan secara perlahan kau terisap, tanpa suara, partikel demi partikel, lalu menjadi tiada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun