Sia-sia dalam satu detik, hilang satu hal baik. Sia-sia dalam satu menit, semakin menambah hal rumit. Sia-sia dalam satu jam, seakan dunia makin kejam. Sia-sia dalam satu hari, seakan gelap tanpa mentari. Sia-sia dalam satu minggu, makin membuat engkau terbelenggu. Sia-sia dalam satu bulan, terlambat sudah mencapai impian. Sia-sia dalam satu tahun, buat rayuan buruk terus menuntun. Jangan sia-siakan dia. Karena tak pernah bisa kembali meskipun dibayar oleh uang, ditukar dengan lautan emas atau dicicil dengan segunung mutiara.Â
Tentang mimpi, aku tak bisa terlanjur percaya itu akan terjadi. Semuanya butuh proses, karena semuanya tidak langsung turun dari langit. Selain kerja keras, harapan juga diperlukan yang hanya kita tujukan kepada Sang Maha Segalanya. Sembari percaya bahwa...
Suatu saat nanti, akan menjadi nyata yang dahulu hanya didalam hati. Suatu saat nanti, setiap kerja keras akan menjadi bukti. Suatu saat nanti, yang dulu tak dihiraukan akan jadi berarti Suatu saat nanti, dahan yang patah akan berganti. Suatu saat nanti, duka dan lara akan terobati. Suatu saat nanti, cahaya akan menerangi setelah lama mati.
Ada harapan dibalik luka, menjadikan diri selalu dalam kekuatan. Menghilang untuk membangun ketegaran, untuk tidak takut meruntuhkan kemarahan. Sebuah kebaikan memang tak selalu dibalas kebaikan juga. Aku paham, karena dia telah lama bersemayam. Tapi aku percaya suatu saat nanti, akan hadir sosok yang kokoh berdiri yaitu cinta sejati.
Yang terbaik, kembali jalani mimpi. Meskipun hati dirundung sepi, namun semangat harus bagaikan kobaran api. Walaupun banyak harapan yang menepi, tapi tetap ada kesabaran yang membuat tegar dalam menghadapi.
Bersambung...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H