Mohon tunggu...
Zulfan Elba
Zulfan Elba Mohon Tunggu... Buruh - Last Hope for Last Love

Penulis amatir yang masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Last Hope for Last Love Jilid 1: Asmara di Tengah Pandemi

30 Juni 2022   06:43 Diperbarui: 30 Juni 2022   09:41 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak jarang dalam beberapa momen, dia masih mempedulikan diriku. Aku sebenarnya malu untuk mengungkapkan nya secara langsung dan akhirnya ku ungkapkan lewat secarik kertas dengan cara seperti anak kecil, yaitu membuatnya cemburu. Dan hasilnya juga seperti anak kecil, diriku langsung ditolak mentah-mentah dengan dua wanita dikelas.

Rasa ini bertahan sampai penghujung kelulusan. Sampai dirinya bilang, " kalau kamu mau jadi pacar aku, kamu harus pintar MTK dulu ". Dengan sekuat tenaga, aku berjuang untuk mendapatkan nilai diatas rata - rata. Memang berhasil, namun sampai kelulusan tiba tidak ada jawaban dari dia.

Kisah kedua terjadi di bangku sekolah menengah pertama. Awalnya aku tidak terlalu memperhatikannya terlalu dalam karena itu hanya ajang pencarian bakat biasa di televisi. Namun ketika seorang gadis muda yang berusia 13 tahun saat itu melantunkan " suara malaikat " nya yang berhasil buat tubuh ini sejenak terdiam. Wajahnya kala itu, membuatku penasaran siapa sosok ini.

Dia pun aku jadikan sosok pelipur lara dari kisah pembullyan pada masa SMP. Bukannya  menambah enak suasana, tapi itu justru menjadi boomerang kepada diriku sendiri. Aku pun dikucilkan dan direndahkan oleh mereka. Mereka bilang aku frustasi karena cinta yang sering ditolak dan akhirnya menjadikan sosok itu sebagai " pacar khayalan ". Masa yang benar-benar pahit untuk dikenang dan pahit untuk diulang.

Dua tahun lebih aku memendam rasa kepadanya, tanpa terasa dirinya berkembang menjadi wanita yang aktif di dunia permusikan Indonesia. Semakin terkenal dirinya, membuat perasaan ini juga semakin jauh melambung tinggi. Awalnya aku hanya kagum sebagai fans, tetapi dari sisi baik lainnya buat aku akhirnya jatuh hati. Aku pun berniat untuk bisa bertemu dengannya di kota hujan, tempat dia tinggal.

Namun aku tersadar ketika aku telah gagal di perkuliahan setahun berikutnya. Bahwa perasaan ku kepadanya tidak akan pernah terbalaskan. Sudah resmi jadi penyanyi internasional, membuatku sangat pesimis untuk mendapatkan hatinya.

Cinta pertama dan cinta kedua adalah pelajaran yang berharga untuk diriku. Ketika perasaan yang tidak dihargai, menjadikan diriku tidak mudah lagi mencintai. Berharap perasaan ini terbalaskan pada cinta ketiga, cinta yang akan menjadi penantian panjangku selama ini menahan rasa kecewa. Berharap pula cinta ketiga nanti adalah cinta terakhir dan cinta sejati ku.

Last Hope for Last Love

Awal Jumpa, Yang Takkan Terlupa

Kegagalan perkuliahan membuat ku sempat terpukul. Hingga akhirnya aku memilih banting tulang untuk menafkahi diriku sendiri. Serasa monoton di dunia kerja, membuatku diselimuti rasa bosan dan jenuh yang menjadi - jadi. Setelah 9 bulan ku bertahan, penantian panjang ini terbayarkan.

Hadir disaat yang tidak terduga, membuat diriku awalnya acuh saja. Aku yang tengah berambisi untuk mengejar dunia tiba2 hilang dan mati rasa. Nama yang terngiang di telingaku dan senyum yang indah di bola mataku membuat semuanya berubah.

Menjalani kegiatan praktik kerja lapangan, dia pun sering membantu membuat kue bersama pastry chef, yaitu Pak Iwan dan Kak Wenny. Diriku pun penasaran dan perlahan menyelidikinya. Aku tak melihat dia semata-mata dari fisiknya saja. Namun kematangan dan akhlak nya bisa kulihat dari cara dia bicara dan tingkah lakunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun