Mohon tunggu...
Zulfa Istinwaro Holik
Zulfa Istinwaro Holik Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

UINKHAS Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep dan Pengelolaan Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah dan Pesantren, Tujuan, Ciri, dan Karakteristik

15 Juni 2021   13:45 Diperbarui: 15 Juni 2021   14:03 1459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manajemen berbasis sekolah atau madrasah yakni merupakan pandangan baru yang muncul dalam lingkup pendidikan yang dapat memberikan wewenang luas pada tingkatan sekolah.

Pengertian manajemen berbasis pesantren merupakan suatu aktivitas yang berkolaborasi dengan sumber-sumber pendidikan pesantren agar membentuk dalam usaha demi tercapainya tujuan pendidikan pesantren, dengan kata lain manajemen berbasis pesantren merupakan segala sumberdaya pendidikan. Manajemen berbasis pesantren pada akhirnya adalah proses planning dan pengelolaan lembaga pendidikan pesantren yang terlibat pada sumberdaya dalam menggerakkan tujuan pendidikan pesantren secara efisien dan efektif.

Melihat situasi pesantren, kepemimpinan masih menganut corak yang alami. Dalam pengembangan kepesantrenan maupun pimpinan yang belum memiliki bentuk yang teratur dan tetap. Pimpinan pesantren memiliki karakter kepemimpinan yang bersangkut paut dengan kebutuhan masa depan dan yang akan datang, pimpinan harus mampu memahami kebutuhan lembaga dan pembaruan pesantren kedalam pendidikan yang sesuai standar nasional. Terdapat hal positif yang dapat diusulkan dalam pesantren terhadap proses yang sesuai dengan stansar pendidikan nasional. Penumbuhan fleksibilitas adalah salah satu program pendidikan anak didik secara perorangan dan individu.

Kelebihan pendidikan naungan pesantren adalah tumpuan pada kemampuan yang dapat menciptakan sikap hidup yang lebih luas dan merata yang dapat diikuti oleh seluruh santri, sehingga santri yang sedang mencari ilmu dapat lebih mandiri dan tidak bergantung pada siapapun.  Kelebihan pada pesantren juga berkaitan dengan pengelolaan sistem manajemen pendidikan yang dalam perkembangan lembaga pesantren.

Perubahan dan perkembangan yang muncul kepermukaan yang mengakibatkan tuntutan lingkungan yang  internal dan eksternal yang dapat membawa pengaruh  terhadap perubahan perilaku organisasi atau kelompok yang ada dalam lembaga sekolah.

CIRI-CIRI dan KARAKTERISTIK MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Karakteristik MBS biasanya dapat dilihat antara lain dari pengoptimalan kinerja sekolah, tenaga kependidikan dengan profesionalisme yang tinggi, proses pembelajaran, serta keseluruhan pada administrasi. Sejalan dengan itu, pelaksanaan MBS mengungkapkan bahwa karakteristik MBS merupakan pemberian kewenangan yang luas kepada sekolah, partisipasi dan dukungan masyarakat dan orang tua peserta didik yang lebih tinggi, sedangkan kepemimpinan pada sekolah yang professional dan demokratis, serta adanya kelompok kerja yang professional.

Menurut Nur Kholis (2003:56) manajemen berbasis sekolah memiliki 8 karakteristik.

1. MBS memiliki misi atau cita-cita menjalankan sekolah yang memiliki harapan bersama, keyakinan dan nilai-nilai sekolah, membimbing elemen-elemen sekolah didalam aktivitas pendidikan dan memberikan arah kerja. Ini akan mempunyai pengaruh yang bear terhadap fungsi dan efektifitas sekolah, dengan MBS warga sekolah dapat mengembangkan budaya, organisasi sekolah yang tepat, membangun komitmen yang tinggi terhadap sekolah, dan memberikan tingkat layanan pendidikan yang lebih baik.

2.Aktivitas pendidikan dijalankan dengan berdasarkan karakteristik kebutuhan dan situasi sekolah. Hakikat aktivitas sangat penting bagi sekolah agar meningkatkan kualitas pendidikan, secara tidak langsung memperkenalkan perubahan manajemen control eksternal menjadi model berbasis sekolah.

3.Terjadinya proses perubahan strategi manajemen yang menyangkut hakikat manusia, organisasi sekolah, gaya pengambilan keputusan, gaya kepemimpinan, penggunaan kekuasaan dan keterampilan pada manajemen. Dalam konteks pelaksanaan MBS, perubahan strategi manajemen menjadi lebih condong pada aspek pengembangan yang relevan dan tepat dengan kebutuhan sekolah.

4.Kewenangan MBS dalam pengelolan sumber daya yang efektif untuk mencapai tujuan pendidikan untuk mencapai dan memecahkan masalah pendidikan yang dihadapi.

5.MBS menuntut peran yang aktif sekolah, administrator sekolah, orang tua,  guru dan pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan disekolah. Dengan MBS dapat mengembangkan guru dan siswa sesuai dengan karakteristik sekolah masing-masing. Dalam konteks ini peran sekolah adalah mengembangkan inisiatif, memecahkan masalah, dan mengeksplorasi semua kemungkinan untuk memfasilitasi efektivitas pembelajaran dan elemen-elemen pada sekolah ikut terlibat dan sesuai dengan peran masing-masing.

6.MBS mengungkapkan hubungan antara manusia yang cenderung terbuka, bekerjasama dan berkomitmen saling menguntungkan. Oleh karena itu, organisasi cenderung mengarah ke tipe komitmen sehingga efektivitas sekolah tercapai dengan baik.

7.Peran administrator sangatlah penting, administrator memiliki kualitas yang baik.

8.Tingkatan keberhasilan sekolah dinilai dari sisi indikator multitingkat dan multisegi. Menilai segi proses pembelajaran, program dan metode yang cocok untuk dipakai membantu progres kemajuan pada lembaga.

Penguraian karakteristik MBS, pendekatan melalui sistem yaitu input -- proses -- output untuk menyambungnya. Sekolah merupakan sebuah sistem. Uraian di atas dimulai dari output yang memiliki kepentingan tertinggi, sedang proses memiliki tingkat kepentingan tingkat kedua dan out put tingkat selanjutnya

1.Output sekolah merupakan prestasi yang dihasilkan oleh program sekolah, pembelajaran dan manajemen sekolah, umumnya output dapat menyusun sistem menjadi dua, yaitu output yang berupa prestasi akademik dan output yang berupa prestasi non-akademik.

2.Pada proses yang kedua, ada beberapa karakter yang harus diperhatikan seperti efektivitas pembelajaran kepemimpinan sekolah agar program menjadi kuat. Sekolah wewenang, kemandirian dan keterbukaan manajemen, sekolah melakukan respon dan antisipasi terhadap kebutuhan, dan sekolah memiliki akunstabilitas dan sunstabilitas.

3.Input pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dari proses dan output yang merupakan indikator input diantaranya yaitu keadaan guru secara fisik, sosial, psikis, ekonomi, dan profesionalisme, kondisi siswa, sarana dan prasarana yang memadai.  

Adanya Otonomi pada pendidikan, merupakan kesempatan bagi sekolah/madrasah untuk mengelola dan mengembangkan sekolah dengan lebih baik. Adapun MBS memiliki ciri tersendiri. Berikut merupakan ciri sekolah yang mengacu pada tahapan MBS:

*Visi misi dirumuskan bersama oleh pihak kepala sekolah, tenaga pendidik, Siswa dan elemen-elemen sekolah lainnya.

*RPS, RKS, RKAS merumuskan pada visi misi yang telah ditetapkan.

*Menandai otonomi sekolah dengan mewujudkan kemandirian dan alur yang sesuai dengan kebutuhan.

*Partisipatif dan demokratis dalam pengambilan keputusan

*Menerima masukan kritik dan saran dari pihak manapun dengan keterbukaan demi memperbaiki program.

*Membangun motivasi dan komitmen elemen sekolah untuk mewujudkan visi misi yang di inginkan sekolah..

*Meningkatkan potensi dalam sumberdaya yang ada.

*Menciptakan suasana kerja yang kondusif untuk meningkatkan kualitas dan mutu kinerja sekolah.

*keterbukaan dan pertanggungjawaban didalam melaksanakan tugas dan  kegiatan  sekolah.

Adapun ciri-ciri sekolah yang telah menerapkan MBS, yakni:

*Mewujudkan upaya meningkatkan peran komite sekolah dan masyarakat untuk mendukung rencana sekolah.

*Penyusunan program sekolah yang  dilaksanakan dengan mengutamakan kepentingan proses belajar mengajar, dan bukan hanya mementingkan administrative.

*Menerapkan prinsip efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan anggaran, personil dan fasiltas.

*Pengambilan keputusan yang  sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan situasi dan keadaan sekolah.

*Terjaminnya pemeliharaan sekolah atau sarana dan prasarana yang bertanggung jawab kepada masyarakat.

*Dalam semua bidang diharuskan meningkatkan profesionalisme dan kemandirian sekolah.

*melibatkan semua unsur yang terkait dalam perencanaan program sekolah.

*Pengelolaan anggaran pendidikan sekolah secara transparan.

LANGKAH MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

1.Perencanaan (Planning)

Beberapa fungsi dari manajemen adalah perencanaan, program apapun tentunya diperlukan dan direncanakan dengan sangat baik, sehingga semua kegiatan menjadi terarah, fokus dan dapat mencapai tujuan dengan baik. Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa depan.

Rencana merupakan pedoman kerja bagi para pelaksana terkait, baik manajer, maupun staf yang melaksanakan fungsi dan tugasnya sendiri. Rencana merupakan upaya dalam mengendalikan kegiatan di lembaga sekolah, sehingga tidak menyimpang dari segala tujuan yang telah ditetapkan dan diimpikan oleh sekolah. Selain itu, perencanaan dapat diartikan sebagai segala proses penentuan semua aktifitas yang akan dilakukan dalam jangka waktu yang akan datang.

Keberhasilan perencanaan yang sangat mendukung keberhasilan kegiatan manajemen secara menyeluruh. Dalam membuat perencanaan terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan yakni;

*Memperkirakan masa yang akan datang

*Menganalisa kondisi lembaga dimasa depan.

*menentukan tujuan sesuai dengan aturan pemerintah

*Menetapkan alternatif perencanaan atau planning cadangan.

*Menyusun jadwal pelaksanaan program secara runtut agar efektif.

2.Pengorganisasian ( Organizing)

Organisasi dapat diterjemahkan sebagai lembaga atau organisasi yang fungsinal, misalnya sebuah sekolah, perkumpulan, badan-badan pemerintah. Kembali pada proses bagaimana mengatur pekerjaan dan dialokasikan diantara para anggota, sehingga tujuan organisasi tersebut mencapai keefektifan. Pengorganisasian merupakan keseluruhan proses pengelompokan seluruh tugas, wewenang, tanggung jawab, dan komponen dalam proses kerjasama yang baik dalam rangka mencapai tujuan yg telah ditetapkan. Pengorganisasian dilaksanakan berdasarkan tujuan dan program kerja sebagaimana dihasilkan dalam perencanaan yang telah di buat.

Pengorganisasian suatu program dapat dilakukan prosedur sebagai berikut:

1.Mengindetifikasi pekerjaan dan tugas yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

2.Mengelompokkan tugas serta fungsi yang sama.

3.Memberikan nama yang kurang lebih menggambarkan fungsi masing-masing

4.Menentukan atau menunjuk orang-orang yang akan dipilih untuk menyelesaikan.

5.Mendistribusikan fasilitas atau peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.

6.Menetapkan aturan kerja.

7.Menetapkan Hubungan kerja.

Tahap pertama, yang harus dilakukan dalam perincian pekerjaan adalah menentukan tugas-tugas apa saja yang harus dikerjakan atau dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.

Tahap kedua, membagi seluruh pekerjaan menjadi kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh perseorangan atau kelompok. Disini perlu diperhatikan bahwa orang-orang yang akan diserahi tugas yang harus didasarkan pada kualifikasi, tidak dibebani terlalu berat.

Tahap ketiga, menggabungkan pekerjaan para anggota dengan cara rasionalisasi.

Tahap keempat, menetapkan mekanisme yang harmonis.

Tahap kelima, yakni melakukan monitoring dan mengambil langkah penyusunan untuk mempertahankan dan meningkatkan efektifitas. Karena pengorganisasian merupakan sesuatu proses yang berkelanjutan, diperlukan penilaian ulang terhadap keempat langkah sebelumnya secara berskala atau terprogram dalam menjamin konsistensi, efektif, efisien dalam memenuhi kebutuhan.

3.Pelaksanaan ( Actuating)

Pelaksanaan tidak terlepas dari keterlibatan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, komite sekolah, orang tua, siswa, OSIS, tata usaha, dan tokoh masyarakat sekitar. Oleh sebab itu, ada beberapa tahapan dalam pelaksanaan MBS yang sifatnya umum dan fleksibel. Sekolah dapat melakukan penyesuaian dalam tahapan berikut sesuai dengan sekolah masing-masing.

1.Merumuskan visi misi sekolah.

Setiap lembaga harus memiliki visi dan misi yang jelas. Visi adalah wawasan yang menjadi sumber arahan bagi sekolah dan dapat digunakan untuk memandu rumusan misi sekolah. Visi adalah gambaran masa depan yang diharapkan atau diinginkan oleh sekolah, agar sekolah yang bersangkutan dapat menjamin kelangsungan hidup dan perkembangannya. Sedangkan misi merupakan tindakan untuk mewujudkan/merealisasikan visi tersebut. Misi merupakan bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan yang dituangkan dalam visi dengan berbagai faktornya.

2.Menganalisis tantangan sekolah.

Tahap awal ini sekolah seharusnya melakukan output sekolah hasilnya berupa identifikasi tantangan yang akan dihadapi oleh sekolah. Umumnya tantangan sekolah yang muncul pada output sekolah yang dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu kualitas, produktivitas, efektifitas, dan efisiensi.

3.Menetapkan sasaran dan target

Target sasaran, tujuan jangka pendek merupakan  tujuan, yakni sesuatu yang menghasilkan oleh sekolah dalam masa sekarang dibandingkan Rumusan sasaran yang dapat peningkatan, kualitas dan efektifitas, produktifitas maupun efisiensi.

4.Mengidentifikasi fungsi yang diperlukan sasaran.

Setelah memilih sasaran, selanjutnya langkah berikutnya adalah mengidentifikasi fungsi yang melibatkan pencapaian sasaran dan memerlukan penelitian.

5.Melaksanakan analisis SWOT

Analisis SWOT (Strength, weakness, opportunity and threat) dengan tujuan mengenali tingkatan setiap fungsi dan kesiapan dari segala fungsi sekolah yang ditetapkan demi tercapainya sasaran yang telah disesuaikan.

6.Mengidentifikasi pilihan lain atau memecahkan masalah.

Langkah selanjutnya adalah memilih langkah pemecahan persoalan, ini merupakan tindakan yang perlu dilaksanakan untuk memenuhi fungsi agar lebih siap lagi. Langkah memecahkan masalah merupakan tindakan mengatasi dan menghindari agar menjadi tameng atau peluang yang dapat dimanfaatkan melebihi faktor yang memiliki peluang.

7.Menyusun rencana pelaksanaan terhadap pengembangan sekolah

Berdasarkan pemecahan masalah tersebut, semua elemen yang ada yakni merencanakan program jangka pendek sampai jangka panjang, untuk merealisasikan program tersebut. Rencana ini harus detail dan tugas tentang aspek mutu yang ingin dicapai dan ditentukan, kegiatan yang harus dilakukan? siapa yang harus melaksanakan?, kapan dan dimana pelaksanaanya?dan berapa biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

Hal pokok yang harus diperhatikan oleh elemen sekolah dalam penyusunan rencana adalah keterbukaan semua pihak yang universal menjadi pemangku kepentingan pendidikan, khususnya orang tua siswa, masyarakat sekitar dan komite

4.Pengawasan (Controlling)

Pada umumnya rencana dan pelaksanaan itu merupakan satu sikap dan tindakan, pengawasan ini sangat diperlukan untuk meninjau hasil atau tujuan akan tercapai nantinya. Pengawasan merupakan suatu proses mendasar yang  sangat diperlukan  dengan tetap memerlukan program yang jelas dan luasnya suatu organisasi.

Terdapat tiga tahapan proses dasar pengawasan, yakni:

1.Menetapkan standar terhadap pelaksanaan

2.Mengukur dalam pelaksanaan pekerjaan dibandingkan dengan standar

3.Menentukan keseimbangan antara standar, pelaksanaan dan rencana.

Pengawasan diartikan sebagai suatu proses kegiatan monitoring, tujuan pengawasan guna menentukan harapan bersama secara nyata yang dapat dicapai dan dilakukan perbaikan terhadap masalah yang terjadi. Harapan yang dimaksud di atas adalah tujuan yang sudah diimpikan untuk dicapai dan program yang telah direncanakan dalam waktu dan periode tertentu.

Dengan demikian, pengawasan dalam ranah pendidikan merupakan kegiatan monitoring untuk mengetahui program lembaga pendidikan yang sudah menyelesaikan pencapaian dan tujuan yang telah dicapai bersama.

Tujuan pengawasan adalah membantu mempertahankan hasil atau output yang sesuai syarat-syarat sistem. Pengawasan atau kontrol harus dilakukan dengan baik., sehingga pengawasan yang pada dasarnya dilakukan untuk membina, memantau dan mengarahkan kinerja agar tidak dipandang sebagai suatu kegiatan yang dapat memberatkan elemen yang terlibat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun