Mohon tunggu...
Zidni Dinia Anugrah
Zidni Dinia Anugrah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Sidemen fans, love to write.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Ikhtisar Kegiatan Mahasiswa/i Sastra Inggris di BP2B, 5 November 2024

30 November 2024   12:08 Diperbarui: 30 November 2024   12:20 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membaca buku. (Image by Freepik) 

Oleh Zidni Dinia Anugrah (Mahasiswi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung)

Seminar/Workshop Tentang Penyuntingan Dalam Penerjemahan

Hari, tanggal: Selasa, 5 November 2024

Tempat: Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Jakarta

Narasumber: Bapak Setyo Untoro

Topik: "Bahasa Indonesia dalam Penyuntingan Naskah Terjemahan"

Diikuti oleh: Mahasiswa/i Sastra Inggris UIN Sunan Gunung Djati Bandung Semester 3

"Bahasa menunjukkan bangsa" begitu ucap pepatah Melayu yang mengartikan bahwa bahasa yang digunakan seseorang dapat mencerminkan identitas dari mana orang itu berasal. Indonesia dengan 17.000 pulau dan 718 bahasa daerah, kekurangan apalagi negara kita ini? Masyarakat Pun mulai dituntut untuk mempelajari bahasa internasional agar dapat bersaing di kancah global. Oleh karena itu, budaya sastra di Indonesia semakin berkembang dan maju. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya penerjemah serta penutur bahasa asing maupun bahasa daerah yang turut berkontribusi dalam kemajuan budaya dan komunikasi lintas budaya sehingga bahasa Indonesia dapat dikenal di dunia Internasional. Tapi apakah keselamatan bahasa daerah di Indonesia begitu aman? Nyatanya tidak, generasi sekarang dikatakan lebih nyaman menggunakan bahasa Indonesia dan asing ketimbang bahasa daerahnya. Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan bahasa daerah punah dan tidak terpakai lagi. Maka dari itu, seminar ini dilaksanakan untuk memberikan edukasi kepada Mahasiswa Sastra Inggris semester 3 tentang bagaimana cara menyeimbangkan ketika kita menjadi dwibahasa serta fokus kepada proses penyuntingan terjemahan.

Acara seminar ini dibuka oleh  Bapak Ganjar Harimansyah. Beliau menyampaikan terkait tentang apa itu BPPB dan tugas lembaga tersebut. BPPB memiliki singkatan yaitu Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang dibangun pertama kali pada tahun 1930. Tugas utama lembaga ini adalah untuk menstandarisasikan bahasa Indonesia atau bahkan bahasa daerah, menstandarkan tata tulis, pedoman umum (EYD), revitalisasi bahasa yaitu menghidupkan kembali bahasa, serta melindungi bahasa daerah.

Beliau juga menegaskan bahwa sebelum lembaga BPPB ini dilahirkan, lembaga Balai Pustaka di dunia yang dibentuk oleh Belanda menjadi pusat pengumpulan bahasa Melayu di Indonesia pada 1920. Tujuannya untuk mengontrol bahasa melalui standar untuk penerbitan buku di Hindia Belanda, termasuk bahasa Melayu.

"Ciri-ciri bahasa Melayu pada saat itu standar sekali," ucap Bapak Ganjar Harimansyah, 5/11/2024.

Materi

Narasumber oleh Bapak Setyo Untoro 

 "Bahasa Indonesia dalam Penyuntingan Naskah Terjemahan"

  1. Trigata Bangun  Bangsa

  • Utamakan Bahasa Indonesia
  • Lestarikan Bahasa Daerah
  • Kuasai Bahasa Asing
  1. Penyunting

  • Penyunting: orang yang melakukan pekerjaan menyunting; orang yang bertugas menyiapkan naskah siap cetak.
  • Penyunting bertugas menyunting naskah dari segi kebahasaan (ejaan, diksi, kalimat); memperbaiki naskah dengan persetujuan penulis/pengarang: membuat naskah enak dan mudah dibaca; membaca dan mengoreksi cetak coba (proof-reading).
  1. Editor

  • Editor: orang yang mengedit naskah tulisan atau karangan yang akan diterbitkan dalam majalah, surat kabar, dan sebagainya.
  • Selain itu, editor harus mencari naskah dan merencanakan naskah yang akan diterbitkan.
  • Editor juga mempertimbangkan kelayakan terbitnya sebuah naskah.
  1. Syarat Penyunting Naskah

  • Menguasai kaidah kebahasaan (ejaan, diksi, kalimat)

  • Mampu menggunakan kamus dan tesaurus

  • Memiliki kepekaan bahasa

  • Memiliki pengetahuan luas

  • Memiliki kecermatan dan ketelitian

  • Memiliki kepekaan terhadap isu SARA dan pornografi

  • Menguasai bahasa asing (terutama bahasa Inggris)

  1. Alat Pendukung Penyunting

  • Kamus ekabahasa (KBBI, Merriam Webster's, dsb.)
  • Kamus dwibahasa (Inggris-Indonesia, dsb.)
  • Tesaurus dan kamus peristilahan
  • Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (BYD V)
  • Pedoman Umum Pembentukan istilah (PUPI)
  • Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (TBB)
  • Media internet
  • Dsb
  1. Alamat Laman Dan Aplikasi Kebahasaan

  • Aplikasi Halo Bahasa (Play Store dan App Store)
  • Aplikasi KBBI VI (Play Store dan App Store)
  1. Tahap Prapenyuntingan

Sebelum tahap penyuntingan naskah, seorang penyunting perlu melakukan hal-hal sebagai berikut:

  • memeriksa kelengkapan naskah;
  • mengetahui ragam naskah yang akan disunting (fiksi, karya ilmiah, bidang ilmu, dsb.);
  • memeriksa isi naskah;
  • mengetahui informasi tentang penulis;
  • membaca naskah sekilas secara keseluruhan;
  • menyiapkan alat pendukung penyuntingan
  1. Tahap Penyuntingan

  • Pada tahap penyuntingan ini dilakukan kerja penyuntingan yang sebenarnya
  • Penyunting melakukan pemeriksaan dan perbaikan baik pada aspek kebahasaan, s, maupun kesalahan pengetikan.
  • Aspek kebahasaan yang disunting meliputi ejaan, bentuk dan pilihan kata (diksi), kalimat, dan paragraf.
  • Aspek isi meliputi kebenaran fakta dan data, pernalaran, serta konsistensi penulisan
  1. Ejaan

  • Penggunaan huruf: huruf kapital, tebal, miring
  • Penulisan kata: kata dasar, kata berimbuhan, kata depan, singkatan dan akronim, kata ganti, dsb.
  • Penggunaan tanda baca: titik, koma, titik koma, tanda hubung, tanda pisah, tanda petik, dsb.
  • Penulisan unsur serapan: serapan umum, serapan khusus

Contoh

  • Dies Natalis Ke XXVII menjadi Dies Natalis XXVII; Dies Natalis Ke-27

  • dikampungnya menjadi di kampungnya
  • harian "Kompas" menjadi harian Kompas
  • Mahabijaksana menjadi Maha Bijaksana
  • keluaran tahun 2000 an menjadi keluaran tahun 2000-an
  • negara non blok menjadi negara nonblok
  • berKTP D.K.I. Jakarta menjadi ber-KTP DKI Jakarta
  • bertandatangan menjadi bertanda tangan
  • bekerjasama menjadi bekerja sama
  1. Bentuk Dan Pilihan Kata

  • Perhatikan bentuk kata yang benar dalam bahasa Indonesia (sesuai dengan kaidah pembentukan kata).
  • Bentuk kata dalam bahasa Indonesia:

           1. kata dasar

           2. kata ulang

           3. kata berimbuhan

           4. kata gabung

  • Diksi: pilihan kata yang benar dan tepat sesuai dengan konteksnya.

Contoh

  • berpetualang menjadi bertualang

  • diketemukan menjadi ditemukan
  • mengeritik menjadi mengkritik
  • pengetrapan mwnjadi penerapan
  • beberapa nenek-nenek menjadi beberapa nenek
  • banyak mobil-mobil rusak menjadi banyak mobil rusak
  • berbagai tumbuh-tumbuhan menjadi berbagai tumbuhan
  • mengibas-ibaskan menjadi mengibas-ngibaskan
  1. Contoh Diksi

  • segala, semua, segenap, seluruh
  • adalah, ialah, yaitu, yakni, merupakan
  • dan lain-lain, dan sebagainya, dan seterusnya
  • tiap, tiap-tiap, masing-masing
  • jam, pukul
  • besar, raya, agung, akbar, jamik
  • teman, kawan, sahabat, kolega
  • membawa, menjinjing, menggotong, menenteng, membopong
  1. Kalimat

  • Subjek tidak didahului kata depan
  • Tidak terdapat subjek ganda
  • Penggunaan kata hubung yang tepat
  • Tidak terjadi pengulangan subjek
  • Penghematan kata dalam kalimat
  • Tidak ambigu
  • Tidak mubazir
  • Tidak rancu

Contoh

SALAH

  • Dalam pembangunan jembatan itu membutuhkan dana miliaran rupiah.
  • Menurut aktivis itu menyatakan bahwa mahasiswa harus terampil berdebat.
  • Kegiatan pegawai pabrik itu meliputi pembuatan barang, mengemas barang, dan mengirim barang.
  • Meskipun produknya berkualitas tinggi, namun produk itu tidak mahal harganya.
  • Untuk mencapai prestasi yang tinggi, maka pegawai harus melakukan pekerjaan dengan disiplin.

PERBAIKAN

  • Dalam pembangunan jembatan itu dibutuhkan dana miliaran rupiah.
  • Menurut aktivis itu, mahasiswa harus terampil berdebat
  • Kegiatan pegawai pabrik itu meliputi pembuatan, pengemasan, dan pengiriman barang
  • Meskipun berkualitas tinggi, produk itu tidak mahal harganya.
  • Untuk mencapai prestasi yang tinggi, pegawai harus bekerja dengan disiplin.
  1. Penyuntingan Teks Terjemahan

  • Proses memperbaiki, memeriksa, dan menyempurnakan hasil terjemahan agar sesuai dengan standar bahasa sasaran/target.
  • Penyuntingan hasil terjemahan penting untuk memastikan keakuratan makna, kesesuaian konteks budaya, serta kualitas bahasa sasaran.
  • Penyuntingan hasil terjemahan penting untuk menghindari misinformasi dan kesalahan makna yang mungkin terjadi.
  1. Urgensi Penyuntingan Teks Terjemahan

  • Naskah terjemahan akan dibaca oleh pembaca bahasa sasaran (Indonesia) sehingga ejaan, bentuk dan pilihan kata, dan kalimat harus berorientasi pada bahasa sasaran (Indonesia).
  • Oleh karena itu, naskah terjemahan harus disesuaikan dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang benar.
  1. Problematika Penyuntingan Terjemahan

  • Perbedaan Struktur/Gramatika: kalimat dalam bahasa sumber (Inggris) sering berbeda strukturnya dengan kalimat bahasa sasaran (Indonesia).
  • Gaya bahasa: gaya bahasa bahasa sumber tidak selalu sama dengan bahasa sasaran; penerjemahan makna tanpa kehilangan nuansa/emosi bahasa sumber.
  • Sesuaikan struktur dan gaya bahasa dengan bahasa sasaran.
  • Kalimat terjemahan mengikuti kaidah bahasa Indonesia yang benar.
  • Sebaiknya gunakan kosakata dan istilah terjemahan yang tidak jauh berbeda dengan bahasa sumbernya (Inggris).
  1. Kesalahan Dalam Terjemahan

  • Terjemahan Harfiah

1. He has gone to the dogs.

2. Dia telah pergi ke anjing-anjing itu.

3. Hidupnya tak karuan lagi.

1. They led a cat-and-dog life together.

2. Mereka menjalani hidup seperti kucing dan anjing.

3. Kehidupan mereka penuh dengan pertengkaran.

  • Penggunaan Konjungsi

kalau > bahwa

yang mana > yang

kepada siapa > kepada yang

Sedangkan... > Adapun...

Tetapi,... > Namun,...

Sehingga ... > ...sehingga...

  • Kesalahan Kalimat

Responding to your letter, we inform you that the seminar will be held on October 31.

1. Menjawab surat Anda, kami informasikan bahwa seminar akan dilaksanakan pada 31 Oktober.*

2. Untuk menjawab surat Anda, kami sampaikan bahwa seminar akan dilaksanakan pada 31 Oktober.

  • Kalimat Tidak Efektif

1. My mother is a history teacher.

2. Ibu saya adalah seorang guru sejarah.*

3. Ibu saya guru sejarah.

1. Please ensure that your baggage is correct before leaving the air terminus!

2. Silakan memeriksa barang-barang anda sebelum anda meninggalkan pelabuhan udara!

3. Periksalah barang Anda sebelum meninggalkan bandaral

  1. Penyuntingan Kata/Frasa/Istilah

  • Perhatikan variasi penggunaan kata dalam bahasa Indonesia; jangan monoton atau sering mengulang kata yang sama.
  • Gunakan KBBI dan Tesaurus Tematis BI agar kata lebih bervariasi.
  • Bandingkan arti di kamus bahasa Inggris dengan arti kamus dalam bahasa Indonesia.
  • Manfaatkan aplikasi atau laman pemadanan istilah asing- Indonesia (PASTI)

performance menjadi performansi menjadi kinerja

fingerprint menjadi cetak jari menjadi sidik jari

penknife menjadi pisau pena menjadi pisau lipat

firewater menjadi air api menjadi minuman keras

painkiller menjadi pembunuh sakit menjadi penawar rasa sakit

blanket of snow menjadi selimut salju menjadi lapisan salju

consists of menjadi terdiri dari menjadi terdiri atas

freshwater fish menjadi ikan air segar menjadi ikan air tawar

take off menjadi tinggal landas menjadi lepas landas

unmanned aircraft menjadi pesawat tak berawak menjadi pesawat nirawak

  1. Penyuntingan Idiom Dan Peribahasa

bird of paradise menjadi burung surga menjadi burung cenderawasih

word of mouth menjadi dari mulut ke mulut menjadi getok tular

caught red-handed menjadi tertangkap tangan merah menjadi tertangkap basah

rains cats and dogs menjadi hujan kucing dan anjing menjadi hujan lebat

to go Dutch menjadi pergi ke Belanda menjadi bayar sendiri-sendiri

beat around the bush menjadi memukul semak-semak menjadi bicara bertele-tele

Contoh Pada Kalimat

Sebelum membahas materi geo-politik dan geo-ekonomi, kita harus mengetahui kerangka konseptual yang membangun materi tersebut. Pada dasarnya, geo-politik dan geo-ekonomi Indonesia disandarkan pada Sila Perikemanusiaan yang diajukan oleh Bung Karno pada sidang BPUPK 1 Juni 1945. Saat itu bung karno menyampaikan rumusan dasar negara dalam pidato yang berjudul "Lahinja Pantja Sila Soekarno menyampaikan ada lima dasar daripada Indonesia merdeka yaitu Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, Ketuhanan Yang Maha Esa.

Sudah jelas Soekarno menyebutkan Internasionalisme adalah pengertian lain daripada peri kemanusiaan, sebab internasionalisme ditafsirkan sebagai Hubungan Internasional yang Berkemanusiaan atau singkatnya Peri Kemanusiaan antar Negara. Hal itulah yang menjadi landasan geo-politik bangsa indonesia. Peri Kemanusiaan juga memiliki dua dimensi yang berbeda yaitu Internasionalisme dan Nasionalisme.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun