***
Setelah seminggu dirawat, kondisinya mulai membaik dan akhirnya Naura diperbolehkan untuk pulang oleh pihak rumah rumah sakit. Ya, walaupun kondisinya lebih terlihat seperti mayat hidup, tapi tidak seburuk itu juga sih. Ia hanya kelihatan lemas dan lesu saja.
“Kata dokter gue cuma harus sering-sering konsumsi vitamin,” kata Naura.
“Gila apa?! Lu pankreas lu bermasalah tapi lu cuman harus sering-sering konsumsi vitamin doang?” Tanyaku heran.
“Ya ga gitu juga sih, vitamin sebagai penunjang imun gue aja. Kalo buat penyakit gue mah obatnya beda lagi,” jelasnya.
“Oh kirain kan. Yaudah deh, kalo gitu gue balik dulu ya, nyokap udah neleponin dari tadi.”
“Oke deh, makasih ya makanannya. Salam buat om sama tante, udah lama gue ga ketemu,” ucap Naura. Lalu aku pun pamit pada om Bayu dan tante Ani, kemudian bergegas pulang ke rumah.
Hari ini sudah memasuki minggu kedua di bulan Januari. Hari dimana aku mendapat pengumuman mengenai beasiswa yang sebelumnya aku ikuti. Aku terpilih sebagai orang yang mendapatkan beasiswa untuk pergi internship ke Jepang. Tentu saja hal tersebut sangat membuatku senang, rasanya seperti mendapatkan barang langka di permainan video. Kabar baiknya lagi, kedua orang tuaku sangat mendukung mengenai hal tersebut. Sehingga akhir-akhir ini aku semakin sibuk untuk mempersiapkan segala keperluannya. Terutama masalah finansial, karna walaupun aku mendapatkan beasiswa, tetap saja aku perlu mempersiapkannya untuk hal-hal tak terduga.
Ponselku berdering, Naura menelepon, “Halo,” sapaku.
“Lu dihubungi susah banget sih,” kata Naura, kesal.
“Ya gue lagi sibuk Ra. Ada perlu apa emang? Tanyaku.