"Kamu siapa sih kok punya teman-teman orang penting begitu?" tanyanya.
"Kan saya TKI yang nyambi sekolah, lalu sakit dan mau pulang," jawabku sekenanya.
Melihat fisikku yang kelelahan, kelima kawanku mengajak makan di sebuah warung di depan RS Polri. Tak berapa lama, aku dipanggil petugas. Disuruh visum, katanya. Ternyata dokter hanya memberiku sebuah surat hasil visum paska melihat surat pengantar rumah sakit di Penang. Setelah itu aku disuruh membayar Rp 40.000. Urusan pun selesai. Aku boleh pulang.
Ketika hendak pulang, masih kulihat dua kawan TKI menunggu keluarganya datang dengan wajah ketakutan. Aku beruntung punya kawan-kawan yang peduli kepadaku dan siap menolongku kapan saja. Sedang mereka? Namun tetap saja aku merasa ngeri dan trauma jika mengingatnya sampai detik ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H