Salah satunya Bandara Kertajati yang merupakan Proyek Strategis Nasional terbesar di Jawa Barat, nyatanya sepi pengunjung sejak muali beroperasi pada 2018.Â
Padahal nilai investasi untuk membangun Bandara Internasional tersebut mencapai 2,6 triliun Rupiah, sealin itu fokus pembangunan yang dilakukan pemerintah juga masih banyak yang berpusat di pulau Jawa.Â
Laporan dari Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) pada 2022, mencatat bahwa kebanyakan cakupan proyek pembangunan infrastruktur masih berada di Jawa dan Sumatera.Â
Di Sumatera ada 19 proyek  yang bernilai 400 triliun Rupiah, kemduian di jawa ada 18 proyek bernilai 639 triliun Rupiah, sedangkan di Maluku dan Papua hanya ada 2 proyek yang nilainya 428 triliun Rupiah.Â
Lalu di Sulawesi ada 3 proyek yang hanya bernilai 52 triliun Rupiah, di Kalimantan ada proyek yang sampai sekarang ramai diperbincangkan yakni IKN yang nilainya 72 triliun Rupiah.Â
Nurhadi Susanto Dosen Hukum Universitas Gadjah Mada sekaligus Pakar Kebijakan Publik, menjelaskan pembangunan infrastruktur yang tidak mempertimbangkan dampak lingkungan.Â
Akan menimbulkan dampak buruk terhadap kualitas lingkungan hidup, penyediaan infrastruktur tidak boleh hanya dilihat dari sudut pandang komersil atau keuntungan.Â
Tapi juga harus dilihat manfaatnya bagi rakyat, perlindungan lingkungan hidup dalam proses pembangunan menjadi sangat penting terutama untuk daerah-daerah di pulau Jawa yang memiliki kepadatan tinggi.
Berkawan dengan Oligarki
Saat terpilih menjadi Presiden pada tahun 2014 Jokowi pernah disebut-sebut sebagai Barrack Obama-nya Indonesia, Majalah Time pernah memasang wajah Jokowi di sampul mereka dengan judul 'A New Hope' untuk Indonesia.Â
Tetapi untuk melihat wajah Jokowi yang sebenarnya kita harus belajar dari Hans J. Morgenthau, seorang Pakar Politik sekaligus Penulis asal Amerika Serikat dalam bukunya yang berjudul 'Politics Among Nations'.Â