BAB V
KERUPUK UBI DAN KUE JAGUNG AIR MATA
Memasuki bulan kedelapan Ilham tinggal dipulau itu, ia memiliki beraneka ragam tanaman. Ubinya sudah bisa dipanen, jagung pun demikian pula. Ia menggali ubi dan memarutnya, lalu ia membuat kerupuk ubi yang ia jemur didepan rumahnya. Lalu ia masuk kehutan dan mencari sebatang pohon besar, lalu selama tiga hari ia membuat sebuah lesung dan membuat tepung jagung. Dengan bumbu seadanya, Ia membuat penganan dari ubi, ikan, dan tepung jagung.
Air mata seorang pria tangguh jatuh tumpah seraya menikmati kerupuk ubi dan kue jagungnya. Matanya menelisik halaman rumahnya yang dahulunya adalah sebuah semak belukar, namun kini menjelma sebuah kebun mungil. Tampak tanaman ubi kayu, jagung, buncis, bawang merah, tanaman cabe seadanya, menari-nari ditiup angin. Sementara untuk garam, ia telah belajar membuatnya dari tontonan youtube zaman dulu.
Air matanya tumpah, terbayang wajah kedua orangtuanya dirumah, ayah dan ibunya yang sudah renta. Dan seraut wajah sendu Diana Martolingga kekasih pujaan hati entah bagaimana keadaannya sekarang ini. Semua kenangan membuat Ilham tertidur dengan kerinduan yang mendalam.
Tidak terasa, dua tahun telah berlalu. Diana telah masuk kesemester IV, ia telah mempunyai seorang kekasih di kampung halamannya Kerinci, yaitu seorang tentara yang Dinas di kota Padang. Mereka telah merencanakan untuk menikah setelah Diana menamatkan kuliahnya. Diana sangat menyayangi Joni seorang tentara pujaan hati, demikian juga dengan Joni, mereka saling mengasihi.
"Dian, liburan semester ini, kami berencana akan mengadakan kerja bakti di Pulau Mentawai, bagaimana dengan kamu, ikut gak?" tanya Fitri seraya membetulkan kacamatanya.
"Wah, mantap emang...! Berapa hari disana Fit?" tanya Diana.
"Sekitar satu mingguan lah..! sekalian ajak pacarmu itu..!" seloroh Fitri tersenyum.
"Mantap juga ya? Biar gue suruh dia ambil cuti, sekalian kita main ke beberapa pulau disana..!" mata Diana berbinar.
Akhirnya kesepakatanpun terjadi, mereka berangkat menuju pulau Mentawai untuk bekerja bakti dan membantu masyarakat disana. Mereka diterima oleh penduduk mentawai dan mulai melaksanakan kerja bakti dengan baik.