BABÂ X
KEPULAUAN MENTAWAI NAN INDAH
Diana berdiri di dek kapal TNI AL yang membawa mereka ke Pulau Mentawai, ia berdiri bersama Pratu Joni Efendi melihat keindahan laut. Tak jauh dari sana tampak bibir pantai Pulau sinaka kecil yang terjal. "Hm, sebentar lagi... aku akan melihatmu kembali Ilham Kurniawan-Ku" batin Diana, namun genggaman jemari Joni membuatnya tersadar dan dilema.
Setelah berlayar cukup lama, kapalpun berlabuh dpinggir pantai. Seluruh pasukan TNI AL dan dibantu TNI AD turun kepulau tersebut dan menurunkan barang bawaan mereka. Sang komandanpun memimpin mereka kearah kebun kecil milik Ilham.
Sesampai dihalaman pondok Ilham, semua TNI dan Diana terkejut, halaman yang ditumbuhi oleh tanaman Ubi, jagung, kacang, dan rempah begitu subur. Mereka menghampiri pondok tersebut dan abu bekas pembakaran masih terasa hangat dan berasap tipis menunjukkan bahwa baru saja terjadi kegiatan memasak.
"Lihat..! ada tulisan disini..!" teriak salah satu prajurit.
"Jika ada yang datang kesini, tolong jaga dan kembangkan lahan dan kebunku ini.." semua orang membacanya.
"Komandan, ini buku harian penghuninya..!" teriak salah seorang anggota TNI, Diana menghampirinya, ia disuruh membaca oleh Komandan TNI yang tahu bahwa Diana adalah sahabat penghuni pulau ini.
"Dengan air mata berlinang, Diana menghayati tulisan-tulisan Ilham yang menceritakan suka dukanya bertarung melawan malaikat maut dipulau itu, namun diakhir kalimat yang baru saja ditulis berbunyi "Jika kau yakin, tunggulah aku. Namun jika hatimu bimbang, jangan cari aku" Love in the my heart is deat.
Diana dan pasukan TNI berkemah satu malam di pulau Sinaka memandang keindahan kepulauan mentawai dan memakan ubi, jagung, dan sayur peninggalan Ilham. Malam yang amat panjang, desiran angin dibawah taburan bintang  dan suara gemuruh ombak memecah karang membawa sejuta rasa rindi dihati Diana, namun semua orang bergembira ria.
Diana tidur dan terlelap didalam tenda anggota KOWAD diatas barak yang disiapkan untuknya. Mimpi yang ngeri telah berlalu, Ilham melambaikan tangan tanpa menoleh kearahnya.