Seumur hidup urang dak pacayo.
Itulah dikatokan Semendo Kacang Miang.
“Kayu besar ditengah dusun, daunnya rimbun jadikan topi, tetapi topi yang membuat basah, dahannya panjang jadikan tongkat, namun tongkat membawa rebah. Dahannya tinggi tempat duduk berjuntai, tetapi tinggi membuat jatuh, tersinggung kena air yang melat didaunnya, bergeser karena bisa gatalnya, orang yang arif bijaksana, orang cerdik pandai. Cerdik seperti kacang melilit, cerdik jengkol ingin berisi, orang yang berkelit diujung lidah, membujuk dan pandai merayu”.
Artinya : orang semenda yang selalu membuat kericuhan, mengadu domba, dan senantiasa merugikan orang-orang yang brdekatan dengannya.