***
Jelang maghrib, sampai di rumah. Kulihat tak ada keletihan di wajahnya. Saat berdua, merendam kaki di baskom kecil berisi air hangat bercampur garam.Â
Cerita dan kesan pendakian pertama Adzki didengarkan oleh seisi rumah. Aku hanya tersenyum dan tertawa.
"Abang tahu, kenapa Ayah tadi selalu di belakang!"
"Eh? Kenapa?"
"Biar Oom yang di depan selalu bilang, tunggu Ayah dulu!"
"Haha..."
Aku berharap, suatu saat Adzki akan mengerti. Mendaki gunung tak perlu terburu-buru, dan bukanlah menaklukkan ketinggian. Tapi mengajarkan tentang ego, kebersamaan, keterbatasan, semangat dan keyakinan. Pun belajar cara berbagi, belajar cara merawat serta serta belajar cara mencintai.
"Nanti kita upload foto-foto di facebook, Bang!"
"Untuk apa, Yah?"
Curup, 23.11.2019