Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Di Tengah Pertempuran

24 Oktober 2019   15:27 Diperbarui: 24 Oktober 2019   16:43 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Aku mendampingi ayah untuk serah terima dengan Ranu. Ranu terlihat gagah. Berpakaian serba putih. Usai acara, setengah memaksa, Ranu mengajakku keluar ruang acara.

"Temani aku, Bang!"

"Hah? Kemana?"

"Kuburan Ayah!"

"Hei! Jangan seenaknya! Kau sekarang Bupati!"

Aku tahu, ucapanku pasti sia-sia. Ranu, sosok yang tak peduli dengan acara seremonial atau protokoler. Aku dan Ranu bergegas melangkah menuju tempat parkir. Namun terhent, saat kudengar seseorang memanggil namaku.

Rojali sudah berdiri di hadapku. Segera sadar, untuk bertukar salam dan mengucapkan selamat kepada Ranu. Sesaat mata Rojali menikam manik mataku, sekilas bertukar salam, dan segera pergi. Tak ada ucapan ataupun pesan. Ranu menatapku. Kutepuk pundaknya segera mengajak pergi.

Di dalam mobil. Saat perjalanan menuju kuburan Ayah Ranu. Aku kembali mengingat tatapan mata Rojali. Kukira, tatapan yang sama. Saat ayah Ranu menatap mata ayahku dulu. Sepuluh tahun lalu.

Curup, 24.10.2019

zaldychan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun