"Rojali sudah sering turun ke sana! Tapi, Aku..."
"Hei! Tunggu sampai besok!"
"Besok hari minggu, Bang?"
"Kau dengar, kan?"
"Siap, Bang!"
***
Waktu terlalu singkat, jika dihabiskan untuk menyigi dan menggali kelemahan juga kekurangan. Begitu juga hidup! Terlalu sia-sia, jika dipenuhi dengan ungkapan penyesalan. Butuh keberanian untuk melupakan kesalahan masa lalu.
Keberanian adalah senjata mematikan. Dibandingkan semua senjata yang ada di dunia. Hal itu yang kubawa mengelilingi semua kecamatan. Termasuk delapan daerah yang dikuasai Rojali.
Kuraih ponsel yang tergeletak di meja. Kucari nama Rojali di daftar kontak. Kukirim sebuah pesan. Sambil tersenyum. Perlahan, kureguk kopi dingin di hadapku. Hanya sesaat, Nada dering terdengar dari ponselku.
"Hallo?"
"Aku, Bang!"