"Kita lihat besok!"
***
Pesta perayaan  kemenangan yang sangat bermakna bagi Ranu. Ada airmata, saat Ranu lama menciumi tangan ayahku. Begitu juga saat berada dalam pelukanku. Kemudia beranjak keluar rumah, menemui semua orang yang berjuang untuk kemenangannya.
Ruang tamu sepi. Ayah berjalan ke arahku. Tak bersuara, langsung memelukku erat. Perlahan gelengkan kepala. Kemudian tertawa. Sambil menepuk pundakku.
"Apa rumusmu?"
"Pertahanan terbaik adalah menyerang!"
"Itu sudah basi!"
"Serangan terbaik adalah di lini pertahanan lawan!"
"Foto Ijazah palsu Rojali?"
"Iya!"
***
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!