"Jangan sampai hilang!"
"Sudah! Pergi sana!"
"Butuh sembilan tahun..."
"Iya! Pergilah!"
"Mendapatkannya susah!"
"Hei!"
"Amak mau, kan? Kalau Nunik jadi..."
Kalimatku tak selesai. Kau berdiri. Mendorongku dan segera menutup pintu. Sambil tertawa. Kuteriakkan salam dari luar rumah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!