"Punya kampus. Jubahnya kebesaran. Nik bantu kecilkan!"
"Bikin repot!"
"Nik yang mau, Mak!"
Kalimatmu selamatkan aku. Amak tersenyum menatapmu. Kau tertunduk. Aku tertawa. Lega. Awalnya kukira sukar bagimu, berhadapan dengan Amak. Aku tak tahu. Berapa kali kau bertemu atau berapa banyak suratmu untuk Amak. Pagi itu. Kau ambil alih posisiku. Sebagai anak.
"Acara apa, tadi?"
"Gladi resik, Mak?"
"Itu..."
"Latihan. Biar besok lancar!"
"Di Kampus?"
"Iya! Amak ikut?"
"Boleh?"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!