''Yah, halo?'' Dia menjawabnya dengan suara lembut, membuat segala bentuk galau dan segala macam risau di hatiku, langsung pudar. ''Yang, sori, aku baru saja nonton. Aku sekarang di mall Panakkukang sama temen-temen,'' sambungnya.
Oh, jadi dia tak menjawab SMS-ku gara-gara nonton? Apa sih susahnya membalas SMS, sepanjang tidak mengganggu penonton lain? Tapi, ah, tidak usah dipersoalkan. Yang penting sekarang gadis itu telah tersambung denganku.
"Berkali-kali aku SMS, kok tidak ditanggapi?" Aku menggugat juga akhirnya.
Lantas, dia menjelaskan panjang lebar bahwa Hp-nya disimpan di tas, sementara tasnya sewaktu mau masuk nonton dititip di tempat penitipan karena dia tak mau repot membawa masuk tasnya yang agak besar itu.
Aku memakluminya dengan sebuah helaan nafas yang agak berat. Tetapi yang membuat hatiku kembali terusik, ketika dia bilang, ''Kak Acim sekarang bersamaku, Aji. Ketemunya pas keluar nonton. Asyik lho, Ji. Dia ngajak aku dan teman-teman belanja di Point Break.. Kebetulan aku pengen lihat-lihat baju model terbaru di situ. Baik sekali Kak Acim ini, Ji. Aku dibeliin baju baru. Dua biji malah!''
Duh... suaranya begitu riang di seberang sana. ''Jadi kamu ketemu Acim?'' tanyaku berusaha membendung perasaaanku yang mulai kalut.
''Iya,'' jawabnya singkat.
''Kamu ditraktir baju?''
''Iya. Emang kenapa, Ji?''
''Ah, nggak kenapa-napa. Aku Cuma....''
''Cuma apa, Aji?''