Selang tiga menit ia sudah tertidur lelap di kamar kesayangannya yang berdinding full gambar poster klub sepak bola kesayangannya. Yang tak lain Barcelona asal spanyol yang di idolakan miliaran umat manusia.
Pagi-pagi sekali Rasya sudah bangun dari tidurnya yang lelap. Seakan tak ada satu monsterpun yang bisa menggangu tidurnya malam itu.
Setelah Rasya beranjak dari tempat tidurnya, dia langsung bergegas menuju cermin besar yang ada di kamarnya. Seakan tak percaya dengan yang dilihatnya, Rasya mengusap-ngusap wajahnya. Ternyata kompresan dari sang ibunda tadi malam begitu manjur untuk mengurangi bekas memar di wajah Rasya yang kemarin agak benjol-benjol tapi sekarang tinggal biru-birunya saja.
Seuara bunda Rasya sudah terdengar memanggil-manggil Rasya untuk segera sholat subuh dan mandi, lalu bersiap pergi kesekolah. Dinginnya air pagi hari membuat rasa perih di wajah Rasya yang biru-biru itu. Tapi tak sedikitpun menyurutkan semangat Rasya untuk melakukan aktivitas sehari-harinya seperti biasa.
Setelah semuanya telah beres, kini tiba waktunya Rasya sarapan pagi dan mempersiapkan jawaban apa yang akan Rasya berikan untuk kedua orang tuanya nanti bila mereka menanyakan suatu hal berkenaan dengan yang Rasya alami kemarin sore.
Benar seperti apa yang dia duga, belum sempat dia duduk di meja makan. Ayah Rasya langsung menanyakan perihal kejadian kemarin. Rasya tetap diam dan menolak untuk menjelaskan sekarang. Tetapi ayah Rasya berkata bahwa hari ini Rasya akan di antarkan berangkat ke sekolahnya, sekalian akan menanyakan semuanya kepada kepala sekolah Rasya tentang kejadian kemaren sore.
Setelah semua selesai sarapan, Rasya dan ayahnya seiap untuk berangkat ke sekolah dengan mengendarai mobil dinas ayahnya. Selama perjalanan ke sekolah, rasanya Rasya ingin segera keluar dan berteriak sekeras-kerasnya memohon agar ayah Rasya tidak akan tau apa yang telah menimpa Rasya kemarin. Dan berharap Pak Satpam bariu itu tak tahu siapa yang telah menjahilinya. karena Rasya tidak ingin masalah ini menjadi lebih rumit lagi. Apalagi, Saat Rasya membayangkan nasih teman-temannya apabila geng Kelelawar marah lagi dan melakukan sesuatu yang lebih frontal kepada mereka. Karena geng kelelawar terkenal mempertahankan apa yang mereka yakini dan percaya. Termasuk kesatuan diantara mereka.
Setibanya di sekolah, Rasya langsung diajak ayahnya menuju ruang kepala sekolah.Hati Rasya seakan mau copot dengan keadaan itu. Setiba di ruang kepsek, Rasya dan Ayahnya di persilahkan duduk oleh bapak sugiono selaku komite sekolah, dan mereka disuguhi teh hangat dengan biskuit yang tertata rapi di meja ruang kepala sekolah. Dengan berharap, gugup Rasya akan segera hilang disana .
Rasya memperhatikan sudut demi sudut apa yang bisa di lihatnya di ruang kepsek yang gak begitu luas ,tapi terlihat mewah. Di dalamnya di penuhi dengan piala-piala kejuaraan mulai dari tingkat nasional sampai internasional.
Tak sadar Rasya hanyut dalam fatamorgana impiannya menjadi juara suatu cabang perlombaan dan dia bisa berhasil memperoleh salah satu piasala yang ada di depannya.
Kreteeekk ...Terdengar suara pintu terbuka, dan masuklah sesosok tua dengan wajah kriput dan mata sayu berambut agak botak, bertubuh tambun, dengan kaca mata tebal terhampar di atas hidungnya. Orang itu ialah bapak imam musta'mar. Beliau adalah sopir setia pak Riono sang kepala sekolah.