"Wih. . . iyo Bro.. nguantuk langsung aku. Wes tak turu ae ha..ha..ha.."
"Opo ae awakmu iku riis ris, tiap hari tidur tok dikelas".
Sekitar 10 menit berlalu. Keduanya telah terlelap tidur diikuti oleh Ricko dan teman-temannya.
Tent...teng. . . teng....!!
"Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarrakatuh. Diberitahukan kepada seluruh siwa-siswi SMA Negeri 12 Malang. Alhamdulillah jam ke-9 telah usai, semoga ilmu yang kita pelajari hari ini bisa bermanfaat bagi kita semua Amiiinn".
Bel tanda pulang telah tiba ditandai dengan rekaman suara bu Farah sebagai back soundnya.
"Ris kamu pulang bareng aku a??" Tanya Rasya.
"Iyo Brooo... duwekku entek gawe naik angkot ha..ha..ha..."
"Oyi... oyi.. wes"
Setiba di parkiran, Rasya langsung terkejut melihat ban motornya kempes dan tertempel stiker anarki di lampu motor Rasya.
Dia langsung teringat kejadian dua minggu lalu saat anak IPA yang bernama Mu'tamar memiliki tanda yang sama dan ditempat yang sama. Yang keesokan harinya wajahnya memar-memar tanpa tahu menahu siapa yang membuatnya seperti itu. Karena dia tidak berani memberi tahu siapa-siapa termasuk orang tuanya sendiri.