Dalam pendidikan modern yang sering kali terlalu berorientasi pada hasil, kebatinan dapat memberikan perspektif yang lebih seimbang. Filosofi Ki Ageng Suryomentaram menekankan pentingnya pangawikan pribadi (memahami hakikat diri), yang relevan untuk membantu pelajar mengembangkan potensi uniknya.
a. Belajar Berdasarkan Kebutuhan Pribadi
Prinsip sa-butuhne dan sa-perlune mendorong pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan individu, bukan semata-mata mengikuti standar umum.
Praktik Modern:
Menyesuaikan metode belajar dengan gaya belajar siswa, dan Memberikan ruang untuk pengembangan kreativitas dan eksplorasi diri.
b. Membentuk Karakter Lewat Refleksi Diri
Kebatinan mengajarkan pentingnya refleksi sebagai bagian dari proses pembelajaran. Dalam dunia modern, ini berarti membantu siswa tidak hanya fokus pada nilai akademik, tetapi juga pada pengembangan karakter.
Praktik Modern:
Mengintegrasikan meditasi atau aktivitas reflektif dalam kurikulum, dan Mengajarkan pentingnya empati, kejujuran, dan tanggung jawab sejak dini.
5. Kebatinan dan Teknologi
Dalam era teknologi, kebatinan dapat menjadi penyeimbang agar manusia tidak kehilangan sisi kemanusiaannya. Teknologi sering kali memicu kecanduan dan rasa kurang puas yang berlebihan, tetapi filosofi kebatinan menawarkan solusi.