Mohon tunggu...
Zaidan Akram Ruslani
Zaidan Akram Ruslani Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI S1 AKUNTANSI | NIM 43223010082 | FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS |

Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Kode Etik UMB. Dosen Pengampu : Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG Universitas Mercu Buana Meruya Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ranggawarsita Tiga Era, Kalasuba, Katatidha, Kalabendhu, dan Fenomena Korupsi di Indonesia

31 Oktober 2024   21:07 Diperbarui: 31 Oktober 2024   22:59 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

5. Memperkuat Budaya Antikorupsi di Lingkungan Kerja dan Masyarakat

Budaya antikorupsi harus dikembangkan dalam lingkungan kerja dan masyarakat secara luas. Di dalam organisasi pemerintah dan perusahaan, peraturan yang ketat terkait antikorupsi harus diterapkan dengan tegas. Penghargaan kepada pegawai yang berintegritas dan hukuman bagi yang melanggar dapat menjadi contoh nyata untuk memperkuat budaya ini.

Penerapan budaya antikorupsi di masyarakat juga penting. Masyarakat perlu diajak untuk ikut aktif dalam kampanye antikorupsi dan meningkatkan kesadaran akan dampak negatif korupsi, sehingga perilaku koruptif dapat dilihat sebagai sesuatu yang sangat tercela.

6. Membangun Kesadaran Kolektif dan Gotong Royong

Salah satu pelajaran dari Kalasuba adalah pentingnya kesadaran kolektif untuk menjaga kepentingan bersama. Gotong royong dan solidaritas sosial harus terus dijaga agar masyarakat tidak terpecah oleh kepentingan pribadi yang dapat mendorong tindakan koruptif.

Program-program yang melibatkan masyarakat, seperti penyuluhan, diskusi publik, dan forum masyarakat, dapat membantu membangun solidaritas sosial dan komitmen bersama untuk memerangi korupsi. Kesadaran kolektif ini akan menjadi benteng pertahanan moral bagi masyarakat untuk menolak segala bentuk korupsi.

7. Memperkuat Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat

Kemiskinan dan ketimpangan ekonomi sering kali menjadi alasan utama seseorang terlibat dalam praktik korupsi. Oleh karena itu, upaya peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat harus menjadi prioritas pemerintah. Program-program kesejahteraan seperti bantuan sosial, pendidikan, dan lapangan kerja dapat membantu mengurangi risiko korupsi yang sering kali terjadi akibat desakan ekonomi.

Masyarakat yang sejahtera lebih mungkin untuk menjalankan kehidupan yang beretika dan menghargai nilai-nilai sosial.

Penutup

Karya Ranggawarsita tentang Kalasuba, Katatidha, dan Kalabendhu merupakan refleksi kritis terhadap kondisi sosial yang penuh dengan tantangan moral dan etika. Ketiga era ini menggambarkan siklus sosial yang mungkin berulang dalam kehidupan masyarakat. Fenomena korupsi di Indonesia, sebagai wujud nyata dari Kalabendhu, telah mengancam nilai-nilai luhur bangsa dan merusak sistem sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun