Penasaranku tinggi, hingga aku keluar untuk bertanya kepada dokter yang jaga. Katanya, hal itu tak masalah. Yang terpenting diamati terus perkembangan kondisi Aisyah. Aku pun menghela napas lega setelah mendengar sendiri penjelasan dokter itu.
Bayanganku tiba-tiba terlintas sosok Mas Tresno yang sedang berduka. Kuambil ponsel di tas, lalu memencet nomornya. Tiga kali tak ada jawaban dari sana. Aku makin cemas dengan keadaan Mas Tresno. Coba kuulangi lagi hal yang sama. Lama suara 'tut' untungnya kali ini dijawab.
"Halo, bagaimana keadaan, Mas?" tanyaku segera setelah diangkat.
Baca juga:Â Wanita Malam dari Desa (Bab 9)
"Aku baik, Yati. Kamu di mana? Baik?" Suara Mas Tresno dari seberang sana masih terdengar lemah.
"Aku di rumah sakit, Mas. Nungguin anakku. Mas enggak pa-pa, kan?"
"Aku hanya masih syok. Untungnya rumahku tak sampai terkena api. Kalau tidak. Entah bagaimana nasibku. Maafkan aku, Yati."
"Kamu tak harus minta maaf, Mas. Tak boleh menyesali takdir. Kita hanya harus berusaha dan doa."
"Tapi, Yati ...."
***
Terima kasih teman-teman yag sudah mampir jangan lupa juga ke youtube utuk cerita-cerita dari Zahra Wardah. Semoga harimu menyenangkan. Aamiin.