Mohon tunggu...
Zahra Wardah
Zahra Wardah Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga yang hobi menulis

Selain menulis dan ngeblog (coretanzahrawardahblogspot.com), Zahra Wardah juga menekuni di dunia Layouter, Youtuber: Cerita Keren. Silakan singgah. Semoga harimu menyenangkan. Aamiin.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Wanita Malam dari Desa (Bab 10)

16 September 2023   08:35 Diperbarui: 16 September 2023   08:37 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B


Ternyata aku tak pandai menyembunyikan sesuatu. Wajahku terlalu polos, tak bisa diajak kompromi di saat hati gelisah.


"Hanya sedikit salah paham, Pak." Aku tersenyum kaku.


"Asal kamu tahu saja, Yati. Walid itu orang baik. Mungkin dia marah, tapi dalam hatinya sebenarnya lembut. Aku tahu betul itu." Pak Tohir manggut-manggut meyakinkanku. Pun tatapannya yang mengisyaratkan bahwa yang dikatakan itu benar.
***


Energiku dini hari ini terkuras maksimal. Pertemuan dengan beberapa lelaki kali ini sangat menghabiskan kekuatanku. Mulai dari Mas Tresno yang mengejutkanku, Mas Walid yang salah paham, dan untungnya berjumpa dengan Pak Tohir yang mampu sedikit mengembalikan energi positif. Aku rebahkan tubuhku. Tak lama kemudian, terdengar ponselku berbunyi.


"Iya, ada apa, Mas?"


"Yati, maafkan aku, ya. Tadi aku mungkin salah paham denganmu. Aku terlalu banyak pikiran hari ini." Suara Mas Walid dari seberang sana terasa tenang daripada sebelumnya.


"Iya, Mas. Maafkan aku juga. Tadi itu karena Mas Tresno terlalu terpuruk karena warungnya kebakaran. Dan teman bekerjanya hanya aku. Jadi, kami berdua dalam duka." Aku jelaskan sejelas-jelasnya supaya tak ada lagi kesalahpahaman.


"Baiklah kalau kamu sudah memaafkanku. Ada satu lagi yang mau aku bicarakan kepadamu, Cantik."


"Apa, Mas?"


"Sekitar seminggu ke depan aku harus mengantar pesanan karpet dari beberapa kota. Jadi, aku sedikit sibuk. Aku harap kamu bisa memaklumi. Setelah urusanku selesai, aku akan bicara baik-baik dengan Umi, lalu aku hendak meminangmu."


Deg. Hatiku tiba-tiba menghangat. Namun, satu sisi ada kesedihan karena pasti tak akan jumpa untuk seminggu ke depan. Hem, itu kan demi pekerjaan. Aku enggak bisa egois sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun