Mohon tunggu...
Zadit Edusiar Devapenseo
Zadit Edusiar Devapenseo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Self - Business Development • SEO Content - Copy Writer

Seorang pembaca dan penulis yang menempuh kuliah S1 fakultas pendidikan matematika di tahun 2022, menggali passion melalui blogging dan digital marketing serta kegiatannya seperti kontes, lomba dan pelatihan sejak 2015, pengalaman sebagai operator dan penyiar radio pada 2019-2020, kontributor di beberapa media online, dan berprofesi sebagai Admin di Sebuah Yayasan Pendidikan sejak 2021.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Bedah Krisis Rohingya: Bagaimana Anda, PBB, dan UNHCR Menyelesaikan Masalah Seperti ini

16 Desember 2023   23:53 Diperbarui: 17 Desember 2023   00:25 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara itu, di Malaysia, muncul gelombang ujaran kebencian dan sentimen anti-migran terhadap pengungsi Muslim Rohingya dari Myanmar di media sosial. 

Presiden Joko Widodo mencatat dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dalam gelombang pengungsi Rohingya di Aceh, sementara polisi mengungkap kasus penyelundupan manusia yang menggunakan kedok pengungsi Rohingya.

Isu kompleks ini, terkait UNHCR, penipuan, kejahatan, dan kasus penyelundupan manusia, memerlukan penanganan serius dan kerja sama regional. 

ASEAN, sebagai forum regional, diharapkan dapat berperan penting dalam menanggapi masalah ini secara efektif.

Penyebab Krisis Rohingya: Diskriminasi, Penolakan Kewarganegaraan, dan Kekerasan

Krisis Rohingya bukanlah hasil dari peristiwa seketika, melainkan akumulasi diskriminasi sistematis dan kekerasan terhadap komunitas Rohingya di Myanmar selama dekade. 

Faktor utama yang menyumbang pada krisis ini meliputi diskriminasi etnis dan agama, penolakan kewarganegaraan pada tahun 1982, dan peningkatan kekerasan dan pengusiran sejak tahun 2017.

Dampak Krisis Rohingya: Pengungsi, Krisis Kemanusiaan, dan Pelanggaran HAM

Dampak krisis ini meluas jauh melampaui batas Myanmar, mencakup jutaan pengungsi Rohingya di Bangladesh, Indonesia, dan Malaysia. 

Mereka menghadapi kondisi hidup yang sulit, termasuk kurangnya akses ke makanan, air bersih, perawatan kesehatan, dan pendidikan. Pelanggaran hak asasi manusia, seperti kekerasan seksual dan pembunuhan, juga dilaporkan secara luas.

Upaya Penyelesaian Krisis Rohingya: Tekanan Internasional dan Bantuan Kemanusiaan

Penyelesaian krisis ini memerlukan upaya bersama. Komunitas internasional, melalui PBB dan negara-negara lain, harus terus menekan pemerintah Myanmar untuk mengakhiri diskriminasi dan kekerasan terhadap Rohingya. 

Bantuan kemanusiaan juga diperlukan untuk membantu pengungsi Rohingya di dalam maupun di luar Myanmar.

Dampak Krisis Rohingya terhadap Negara-negara ASEAN: Tantangan Integrasi dan Perlindungan

Krisis Rohingya tidak hanya memengaruhi Myanmar dan Bangladesh, tetapi juga negara-negara ASEAN lainnya, termasuk Indonesia dan Malaysia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun