Hanya melalui kolaborasi dan kerjasama lintas batas, kita dapat menciptakan perubahan yang signifikan dan memberikan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Rohingya dan Myanmar secara keseluruhan.
Dalam kesimpulan, krisis Rohingya di Indonesia dan Malaysia memunculkan tantangan serius yang melibatkan aspek keamanan, kemanusiaan, dan hak asasi manusia.Â
Peran UNHCR sebagai perwakilan hak-hak pengungsi menjadi pusat perhatian, namun, kehadiran Rohingya di kedua negara ini juga memicu isu-isu seperti penipuan, kejahatan, dan kasus penyelundupan manusia.
Upaya penyelesaian memerlukan kerja sama yang erat di tingkat regional dan internasional, khususnya melalui peran ASEAN dan PBB.Â
Dalam menangani krisis ini, isu-isu penyebab seperti diskriminasi etnis dan agama di Myanmar harus diberikan perhatian serius. Penyelesaian jangka panjang membutuhkan dukungan internasional, reformasi hukum di Myanmar, dan upaya rekonsiliasi.
Di tingkat nasional, Indonesia dan Malaysia dihadapkan pada tugas integrasi pengungsi Rohingya ke dalam masyarakat lokal, dengan peran penting dari pemerintah, lembaga internasional, dan sektor swasta.Â
Pendidikan, pelatihan, dan kesadaran masyarakat juga menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan inklusif.
Dalam mengatasi tantangan kompleks ini, penting untuk terus memantau dan mengevaluasi langkah-langkah yang diambil, melibatkan semua pemangku kepentingan, dan memberikan suara kepada mereka yang terdengar.Â
Hanya melalui kolaborasi global yang kokoh dan tindakan konkret, kita dapat mencapai solusi yang adil dan berkelanjutan untuk krisis Rohingya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H