Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Keberadaan Mitos Eyang Sapu Jagad Sumber Umbulrejo Dusun Ubalan sebagai Kearifan Lokal

1 Juni 2024   22:00 Diperbarui: 2 Juni 2024   09:00 4124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musholla & lokasi "Kawah Zedi" petilasan Eyang Sapu Jagad (Dokumentasi pribadi 2024)

Gorengan dan jajanan anak-anak seperti cilok, takoyaki, sate tahu, sate usus, cilor dan masih banyak lagi dapat kita nikmati dengan harga Rp 1.000,- saja per buah.

Tradisi Ritual di Petilasan Eyang Sapu Jagad 

Seperti yang saya alami ketika masa KKN, saat itu (2010), desa Maguan sangat erat dengan uri uri budaya dengan tradisi rutin selamatan bersih desa dan ritual doa yang dipanjatkan sebagai ungkapan syukur atas jasa Eyang Sapu Jagad.

Masyarakat secara rutin melakukan tahlilan, yasinan dan selamatan di mushola petilasan Eyang Sapu Jagad biasa dilakukan setiap malam Jumat Legi, hari pasaran paling baik menurut kalender Jawa.

Kolase ruang petilasan Eyang Sapu Jagad di Sumber Umbulrejo yang biasa digunakan untuk berdoa & semedi (Dokumentasi pribadi 2024)
Kolase ruang petilasan Eyang Sapu Jagad di Sumber Umbulrejo yang biasa digunakan untuk berdoa & semedi (Dokumentasi pribadi 2024)
Selain di malam Jumat Legi, kegiatan tradisi doa juga dilaksanakan pada Selasa Kliwon dan bulan Selo atau Apit dalam kalender Jawa. 

Selo atau Apit mempunyai arti ‘terjepit’ di antara bulan Syawal yang di dalamnya terdapat hari Idul Fitri dan Dzulhijjah dengan hari Idul Adha.

Bulan Dzulkaidah atau Dzulqa'dah merupakan bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT, secara urutan bulan ini merupakan bulan haram pertama dalam satu tahun dari empat bulan haram yang ada.

Pada Jumat Legi dan bulan Selo selalu ada hajatan atau selamatan meriah yang diadakan oleh pribadi atau keluarga yang doa-doanya pada Eyang Sapu Jagad dikabulkan Tuhan. Tak hanya selamatan namun ada pula yang menggelar pertunjukan wayang kulit.

Papan penunjuk arah dan wahana di Sunber Umbulrejo (Dokumentasi pribadi 2024)
Papan penunjuk arah dan wahana di Sunber Umbulrejo (Dokumentasi pribadi 2024)

Mitos Eyang Sapu Jagad

Warga di mana kami tinggal selama KKN, di desa Maguan dikenal sangat ramah dan sangat menjunjung tinggi nilai budaya yang berakar dari sastra lisan mitos Eyang Sapu Jagad. 

Mitos ini sangat berpengaruh kuat bagi kehidupan masyarakat dusun Ubalan dan desa Maguan karena kedua petilasan ini terdapat di kedua tempat tersebut.

Hingga kini dua tempat petilasan Eyang Sapu Jagad dijaga oleh dua juru kunci. Di sumber umbulan dijaga oleh Bapak Suharto atau biasa dipanggil Mbah To, sedangkan juru kunci di musholla dan "kawah zedi" adalah Bapak Supangat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun