Stadion Gajayana merupakan saksi sejarah lahirnya penjaga gawang legendaris Timnas Hindia Belanda asal Kota Malang, Tan Mo ‘Bing’Heng. Kiper legendaris kelahiran Malang, 28 Februari 1913 ini terasah di Stadion Gajayana 1928-1944 bersama klub HCTNH Malang (Hua Chiao Tsing Nien Hui) dan Malangsche Voetbal Bond (MVB) serta Malangsche Voetbal Unie (MVU).Â
Sosok kiper berdarah Tionghoa yang menjadi bagian dari tim Piala Dunia 1938. Ia lahir di era Indonesia ketika masih berada dalam cengkeraman penjajahan bangsa kolonial Belanda. Pada saat itu keberadaan orang-orang Tionghoa memberikan kontribusi besar untuk bangsa Indonesia, termasuk di dunia persepak bolaan.
Selain itu pada lintasan lari stadion ini tertoreh sejarah menjadi tempat favorit latihan fisik pebulutangkis dunia Arek Malang, (alm) Johan Wahjudi (Ang Joe Liang) tahun 1968-1980, Sri Wijanti (1966-1974), dan Hendrawan (Yap Seng Wan) tahun 1987-2002.
Menjadi Ikon
Setelah berkelana dan mengintip sejarah keberadaan stadion ini memang sangat disayangkan jika sampai benar-benar terjadi"tukar guling" menjadi tempat yang jauh perbedaan fungsinya (hotel). Ungkapan-ungkapan keprihatinan masyarakat Kota Malang tersirat sebuah kerinduan Stadion Gajayana ini dapat bergelora kembali seperti untaian sejarah sebelumnya.Â
Besar harapan stadion bersejarah ini dapat direnovasi dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman tanpa mengubah gedung aslinya. Lebih keren juga dengan menambah dan memperbaiki fasilitas modern yang mewadahi kebutuhan masyarakat di bidang olah raga seperti yang sudah ada seperti stadion-stadion megah yang ada di beberapa tempat di Indonesia.
Keberadaan lapangan basket, lapangan volley, kolam renang, lintasan lari yang sudah ada dipercantik akan menjadi magnet kuat bagi masyarakat berbagai usia. Letaknya yang dekat kota dan mall merupakan tampat strategis bagi pengunjung sekaligus penggemar olah raga atau sekedar menonton.
Demikian juga jika tempat ini dipergunakan untuk penyelenggaraan event-event bergengsi seperti Pekan Olahraga Provinsi (Porprof) Jawa Timur 2025 mendatang maka jantung kota Malang akan berdenyut dan menjadi ikon di kota Malang.
Salam olah raga! (Yy)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H